Sejauh ini, Indonesia dan negara-negara Afrika telah sepakat untuk kerja sama senilai US$2,9 miliar. Wakil Menteri Luar Negeri, Pahala Nugraha Mansury, menyampaikan hal ini dalam konferensi pers di sela-sela Forum Kemitraan Multi-Pihak Tingkat Tinggi (HLF MSP) 2024 dan 2nd IAF di Badung, Bali, pada hari Senin.
Beliau menegaskan bahwa akan terus memantau kerja sama ini dan mengharapkan agar kerja sama senilai US$3,5 miliar, yang menjadi target Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, akan segera terwujud.
Secara keseluruhan, kerja sama mencakup sektor kesehatan, khususnya vaksin dan obat-obatan, dengan nilai kesepakatan mencapai US$94,2 juta. Ada juga kerja sama di sektor energi, yang meliputi eksplorasi gas dan pengembangan infrastruktur listrik dengan nilai kesepakatan bisnis mencapai US$1,4 miliar.
“Dalam sektor pangan, terutama dalam produksi pupuk, kami mendapatkan kesepakatan bisnis senilai US$1,2 miliar,” tambahnya.
Mansury juga mengatakan bahwa kesepakatan tersebut tidak termasuk perjanjian yang belum ditandatangani memorandum of understanding (MoU).
“Kami akan terus mengejar berbagai kesepakatan bisnis potensial yang merupakan prospek menarik, artinya, mereka belum ditandatangani namun cukup matang untuk dikejar,” ujarnya.
Menurut wakil menteri, kerja sama akan didanai menggunakan beberapa mekanisme, seperti pendanaan dari investor yang terlibat dalam kerja sama, pinjaman, dan dukungan dari lembaga keuangan internasional (IFIs).
2nd IAF, dengan tema “Semangat Bandung untuk Agenda Afrika 2063,” diselenggarakan di Bali dari 1 hingga 3 September 2024, sejalan dengan HLF MSP, yang mengusung tema “Memperkuat Kemitraan Multi-Pihak: Menuju Perubahan Transformatif.”
Berita terkait: Indonesia berbagi praktik baik dalam pengembangan industri mineral di IAF
Berita terkait: Indonesia menandatangani kesepakatan investasi kesehatan senilai US$94,1 juta di IAF
Translator: Putu Indah, Raka Adji
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak cipta © ANTARA 2024