Kepolisian dan tentara dikerahkan di rumah sakit Papua setelah ancaman pemberontak: pejabat

Komando Daerah Militer XVII/Cendrawasih telah mengkonfirmasi bahwa tim gabungan personel polisi dan TNI telah dikerahkan di RSUD Madi di distrik Paniai, Papua Tengah, menyusul ancaman pemberontak.

Informasi yang beredar di media sosial yang mengatakan bahwa aparat keamanan telah mengusir pasien rumah sakit dan menutup departemen gawat daruratnya adalah hoaks, kata juru bicara militer.

Juru bicara Kodam XVII/Cendrawasih, Letkol Candra Kurniawan, mengatakan bahwa berita bohong tersebut sengaja dibuat dan disebarluaskan oleh anggota Gerakan Papua Merdeka (OPM) untuk menciptakan kerusuhan di masyarakat.

Seperti dilaporkan beberapa warga, anggota sayap bersenjata OPM yang beroperasi di area Paniai telah mengancam akan membakar RSUD Madi, kata dia kepada ANTARA ketika dihubungi dari Jakarta.

Oleh karena itu, untuk melindungi fasilitas medis dari ancaman tersebut, beberapa personel dari Batalyon Infanteri 527 dan rekan-rekan mereka dari kepolisian setempat telah dikerahkan di rumah sakit, tambahnya.

Kehadiran aparat keamanan juga diminta oleh para tenaga medis di rumah sakit karena mereka khawatir akan keselamatan mereka menyusul ancaman para pemberontak, katanya.

Pada malam 21 Mei 2024, pemberontak bersenjata membakar beberapa gedung sekolah dan kios di desa Madi, kecamatan Paniai Timur, tambahnya.

Sejak beberapa tahun terakhir, kelompok bersenjata di Papua sering menggunakan taktik serangan mendadak terhadap aparat keamanan Indonesia dan melakukan tindakan teror terhadap warga sipil di Papua untuk menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat.

Sasaran dari tindakan teror tersebut termasuk pekerja konstruksi, pengemudi ojek, guru, siswa, pedagang makanan jalanan, dan juga pesawat sipil.

Pada 2 Desember 2018, misalnya, sekelompok pemberontak Papua secara brutal membunuh 31 pekerja dari PT Istaka Karya yang terlibat dalam proyek Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak di kecamatan Yigi, kabupaten Nduga.

MEMBACA  Pemerintah Didesak untuk Mempermudah Regulasi dan Perizinan Bagi Pelaku Usaha

Pada pagi hari 2 September 2021, beberapa anggota kelompok separatis Papua yang beroperasi di kabupaten Maybrat menyerang aparat TNI saat mereka sedang tidur di pos militer Kisor yang terletak di desa Kisor, kecamatan Aifat Selatan.

Pada 2 Maret 2022, beberapa anggota kelompok bersenjata Papua yang beroperasi di kecamatan Beoga, kabupaten Puncak, membunuh delapan pekerja Palaparing Timur Telematika (PTT) yang sedang memperbaiki menara base transceiver station (BTS) milik operator telekomunikasi milik negara Telkomsel.

Pada 7 Februari 2023, pilot asal Selandia Baru, Phillip Mark Mehrtens, disandera oleh kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya.

Philip sedang menerbangkan pesawat yang dimiliki oleh maskapai Indonesia Susi Air ketika kelompok bersenjata itu menangkapnya. Anggota kelompok itu membakar pesawatnya beberapa saat setelah mendarat di kabupaten Nduga.

Berita terkait: Label OPM untuk kelompok bersenjata akan mempengaruhi pendekatan TNI: KSAD

Berita terkait: Fajar baru dalam perjuangan melawan OPM di Papua

Berita terkait: Pembunuhan pejabat militer Papua adalah pelanggaran hak asasi manusia: TNI

Penerjemah: Genta TM, Rahmad Nasution
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2024