Kepala Kepolisian Nasional Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memerintahkan penyelidikan menyeluruh dalam kasus seorang polisi yang ditempatkan di Polres Solok Selatan menembak mati rekannya di Sumatera Barat.
“Kepala Kepolisian Sumatera Barat telah memberi tahu saya tentang insiden tersebut, dan saya telah meminta penyelidikan terhadap motifnya. Namun, jelas bahwa saya telah memerintahkan penyelidikan menyeluruh terhadap kasus ini,” kata Prabowo di Jakarta pada Jumat.
Dia memerintahkan Kepolisian Sumatera Barat untuk mengambil tindakan hukum dan etis yang tegas terhadap pelaku.
“Jika motifnya kemudian terungkap sebagai sesuatu yang selalu dianggap merugikan bagi institusi, saya mendesak semua orang, terlepas dari pangkat, untuk mengambil tindakan tegas. Jangan ragu-ragu,” katanya.
Dia menekankan bahwa insiden tersebut tidak dapat digambarkan sebagai konflik internal.
Markas Besar Kepolisian Nasional telah mendeploy Divisi Profesional dan Keamanan Kepolisian Nasional (Propam) untuk membantu dalam penyelidikan.
Sebelumnya, sekitar pukul 00:43 dini hari pada Jumat, Kepala Bagian Operasi Polres Solok Selatan, Ajun Komisaris (AKP) Dadang Iskandar, dilaporkan menembak mati Kepala Satuan Reserse Kriminal, AKP Ryanto Ulil Anshar.
Autopsi mengungkapkan bahwa Anshar ditembak dua kali, sekali di pelipis dan sekali di pipi, dengan tembakan terakhir menembus tengkuknya. Polisi menduga dia ditembak dari jarak dekat.
Kepala Kepolisian Sumatera Barat Inspektur Jenderal Suharyono mengatakan timnya sedang aktif menyelidiki insiden penembakan.
Dia juga meminta masyarakat untuk bersabar, mengatakan bahwa dia tidak dapat memberikan informasi lengkap tentang insiden saat ini.
Jenderal berbintang dua itu menjamin bahwa dia akan mengambil tindakan tegas, termasuk memerintahkan pemecatan tidak terhormat terhadap polisi yang terlibat.
“Kami akan memproses kasus ini minggu ini atau setidaknya dalam tujuh hari ke depan. Saya telah melaporkannya kepada Kepala Kepolisian,” katanya.
Kasus ini telah menarik perhatian Dewan Perwakilan Rakyat, dengan Ketua Komisi III, Habiburokhman, mendesak Kepolisian Nasional untuk melakukan penyelidikan menyeluruh.
Politikus Partai Gerindra itu mengatakan penembakan tersebut mungkin terkait dengan dugaan keterlibatan Iskandar dalam pertambangan ilegal.
“Perlu dipertanyakan apakah pelaku mendukung pertambangan ilegal, dan apakah mereka marah ketika aktivitas pertambangan ilegal diselidiki. Hal ini harus diselidiki secara menyeluruh,” kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen Jakarta pada Jumat.