Jakarta (ANTARA) – Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa emisi dari knalpot kendaraan bermotor berkontribusi 42 persen hingga 57 persen terhadap polusi udara di kota-kota besar Indonesia selama musim kemarau. Setelah pertemuan koordinasi dengan operator jalan tol di sini pada hari Senin, Deputi Pengendalian Polusi dan Kerusakan Lingkungan Kementerian, Rasio Ridho Sani, memperhatikan kualitas udara yang semakin memburuk di kota-kota besar, termasuk di area Jakarta Raya.
Sementara itu, ia mencatat bahwa emisi dari knalpot kendaraan bermotor menyumbang sekitar 32 persen hingga 41 persen dari total emisi selama musim hujan. Emisi dari kendaraan bermotor lebih cenderung meningkat selama kemacetan lalu lintas, terutama di jalan tol di kota-kota besar.
“Ini memang menunjukkan korelasi yang sangat signifikan antara emisi kendaraan bermotor dan kualitas udara,” tambahnya. Oleh karena itu, seiring dengan beberapa wilayah di Indonesia memasuki musim kemarau, Kementerian Lingkungan Hidup mendorong operator jalan tol untuk memperluas peran mereka dalam mitigasi polusi udara.
Kementerian juga meminta manajer area jalan tol untuk berkontribusi dalam mengatasi polusi udara. Untuk itu, pihaknya mendorong peningkatan ruang terbuka hijau di area istirahat jalan tol, yang merupakan titik kumpul pengemudi.
Selain itu, Sani mendorong penanaman pohon di sepanjang jalan tol untuk menyerap karbon dioksida yang dilepaskan oleh kendaraan bermotor. Ia juga meminta upaya untuk mendukung kegiatan pemerintah dalam memantau kualitas udara di berbagai titik agar lebih mudah dan dapat mengidentifikasi sumber polusi dengan lebih cepat dan akurat.
Kementerian Lingkungan Hidup mengadakan pertemuan koordinasi dengan operator jalan tol untuk meningkatkan kontrol polusi udara dan pengelolaan limbah. Sani menjelaskan bahwa meskipun jalan tol memiliki peran penting dalam transportasi darat, mereka juga dapat menjadi sumber emisi gas rumah kaca dan polusi udara.