Kendalikan Mayoritas Saham Vale Indonesia, Pemerintah Didorong untuk Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik

Selasa, 27 Februari 2024 – 13:19 WIB

Jakarta – Fahmy Radhi, seorang Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada, mengungkapkan kekecewaannya terhadap tujuan hilirisasi nikel yang ditekankan oleh pemerintah Indonesia, yang hanya mencapai tahap mengekspor barang setengah jadi. Hal ini merespon pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, terkait hilirisasi nikel di Indonesia. Luhut menyatakan bahwa setelah proses divestasi, Indonesia akan mampu mensuplai produk turunan nikel ke pasar Eropa hingga Amerika Serikat.

Fahmy menyatakan, “Setelah divestasi saham, bagaimana Vale mendukung hilirisasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan? Karena dalam hilirisasi terdapat dua tujuan utama, yaitu meningkatkan nilai tambah dan membangun ekosistem industri nikel dari hulu ke hilir.” Fahmy menekankan bahwa prioritas utama pemerintah seharusnya adalah membangun ekosistem nikel dari awal hingga akhir, misalnya dari nikel hingga menjadi baterai kendaraan listrik. Dengan demikian, nilai tambah dari nikel akan jauh lebih besar bagi Indonesia jika produk akhir yang dijual adalah kendaraan listrik.

Fahmy menambahkan bahwa jika tujuan pemerintah hanya sebatas mengekspor produk turunan nikel atau barang setengah jadi, maka itu bukanlah hilirisasi melainkan hanya tahap smelterisasi. Hal ini hanya akan memberikan nilai tambah yang tidak maksimal, dibandingkan dengan jika produk akhir dari sumber daya alam nikel Indonesia diolah menjadi baterai kendaraan listrik.

Setelah divestasi saham Vale Indonesia ke MIND ID mencapai 34 persen kepemilikan saat ini, Fahmy mempertanyakan apakah komposisi tersebut akan mampu membuat Indonesia memiliki peran signifikan dalam mendukung upaya hilirisasi. Dia juga menyoroti apakah pemegang saham pengendali seperti MIND ID dan Vale Canada Limited akan memengaruhi keputusan untuk mendukung hilirisasi.

MEMBACA  Indonesia Berharap Forum Air Dunia ke-10 Menghasilkan Kebijakan yang Berdampak

Menurut informasi sebelumnya dari Menko Marinves, Luhut Binsar Pandjaitan, akuisisi 14 persen saham PT Vale Indonesia (INCO) oleh pemerintah Indonesia melalui MIND ID, menjadikan Indonesia sebagai pemegang saham terbesar di perusahaan tersebut. Hal ini dianggap sangat penting dalam program hilirisasi nikel Indonesia ke depannya, terutama dalam mensuplai produk turunan nikel ke pasar Eropa dan Amerika Serikat.