Jakarta (ANTARA) – Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) telah sepakat untuk memperkuat layanan pemerintahan di kedua negara lewat pertukaran pengalaman dan keahlian, khususnya dalam teknologi-teknologi baru.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, Nezar Patria, mengatakan inisiatif ini menyusul pertemuan kedua pemerintah pekan lalu.
"Inti dari kerja sama dengan UEA hari ini adalah memperkuat kapasitas pemerintah dalam mengadopsi atau beradaptasi dengan teknologi baru," ujar Patria usai acara Indonesia–UAE Government Experience Exchange Retreat di Jakarta, Senin.
Kerja sama ini mencakup lima bidang: inovasi, peningkatan daya saing, kemahiran dan kinerja pemerintah, perbaikan layanan, serta adopsi teknologi.
Salah satu program konkretnya adalah pelatihan untuk 10 juta coder di Indonesia dalam tiga tahun ke depan.
"Ini adalah kolaborasi lintas kementerian yang difasilitasi oleh UEA untuk bertukar pengalaman, ide, dan meningkatkan kinerja pemerintah dalam mengadopsi teknologi," jelas Patria.
Wakil Menteri Urusan Kabinet untuk Daya Saing dan Pertukaran Pengalaman UEA, Abdulla Nasser Lootah, mengatakan inisiatif 10 juta coder merupakan program terbesar yang sedang dijalankan pemerintahnya saat ini.
Dia mencatat bahwa program ini bertujuan untuk membekali pemuda Indonesia dengan keterampilan dalam pengembangan perangkat lunak, coding, pemrograman, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Pada 12 September lalu, Presiden Prabowo Subianto mengunjungi UEA dan bertemu dengan Presiden Mohammed bin Zayed Al Nahyan, di mana kedua pemimpin kembali menegaskan komitmen mereka untuk memperdalam hubungan bilateral.
Berita terkait: Indonesia minta dukungan UEA untuk ketahanan pangan desa
Berita terkait: Indonesia dan UEA perkuat kerja sama audit sektor publik
Translator: Farhan Arda, Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025