Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mendirikan tiga tenda sebagai ruang kelas darurat untuk siswa SMKN Cileungsi 1 di Bogor, Jawa Barat, setelah atap sekolahnya roboh pada Selasa (9 September).
“Menteri kami sudah menyiapkan tenda untuk murid-murid belajar sambil nunggu proses perbaikan. Meskipun dalam keadaan darurat, kami harap tenda ini benar-benar berguna untuk kegiatan belajar,” ujar Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti.
Setelah meninjau kondisi sekolah pada Kamis, dia menyebutkan bahwa perbaikan untuk tiga gedung yang rusak diperkirakan selesai sebelum 15 Desember 2025, dengan anggaran yang dialokasikan sebesar Rp2 miliar.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN Cileungsi 1, Meisye Yeti, menekankan bahwa sekolah telah memutuskan semua kegiatan belajar dilakukan secara daring hingga Jumat (12 September) setelah kejadian itu.
Mulai Senin (15 September), dia mengatakan sekolah akan menerapkan skema hybrid yang menggabungkan pembelajaran online dan offline, menggunakan tiga tenda dan beberapa ruang kelas yang masih aman dan layak.
Dia menjelaskan bahwa skema hybrid ini terutama diperlukan untuk siswa kelas 11 dan 12, yang membutuhkan pelajaran praktik langsung.
“Kegiatan belajar pada Kamis dan Jumat masih full online, tapi mulai Senin, siswa akan mengikuti kelas online dan offline secara bergantian, karena beberapa pelajaran tidak bisa dilakukan dari jauh dan harus dilakukan di sekolah,” tambahnya.
Atap sekolah kejuruan tersebut roboh pada jam pelajaran, Selasa pukul 09.15 waktu setempat, mengakibatkan 30 siswa luka-luka ringan hingga sedang. Beberapa dari mereka masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Radjak Cileungsi.
Berita terkait: Ministry sends aid to support Cileungsi school after roof collapse
Berita terkait: Garuda School part of strategies to bolster HR development: Ministry
Berita terkait: Ministry prepares volunteers to monitor out-of-school children
Penerjemah: Hana D, Tegar Nurfitra
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025