Kementerian merancang rencana untuk merevitalisasi stasiun kereta api bersejarah

Cirebon, Jawa Barat (ANTARA) – Kementerian Perhubungan saat ini sedang merancang rencana untuk merevitalisasi stasiun kereta api bersejarah di Indonesia, yang akan dilakukan tanpa mengurangi nilai historisnya.

“Kami saat ini sedang mempelajari stasiun-stasiun yang berpotensi untuk direvitalisasi dan revitalisasi ini akan mengembalikan nilai historisnya,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di sini pada hari Sabtu.

Beliau mencatat bahwa ada beberapa stasiun di daerah yang memiliki warisan sejarah dan dapat dikembangkan menjadi objek wisata mengingat bahwa sebagian besar masih terjaga dengan baik.

Salah satu stasiun, kata beliau, adalah Stasiun Cirebon, yang telah ada sejak masa kolonial dan bangunan utamanya memiliki gaya arsitektur Eropa.

Menurut beliau, konsep revitalisasi sedang dirancang agar sesuai, sambil tetap mempertahankan warisan historis bangunan-bangunan tersebut.

“Saya saat ini sedang mengevaluasi stasiun bersejarah di Indonesia. Kami tahu bahwa stasiun-stasiun di Indonesia indah dan penuh fitur sejarah,” tambah beliau.

Menteri menekankan bahwa stasiun bersejarah harus dioptimalkan, artinya tidak hanya digunakan untuk layanan kereta api, tetapi juga dikembangkan sebagai objek wisata.

Beliau berharap bahwa begitu studi dan evaluasi selesai, fase revitalisasi untuk mempercantik stasiun bersejarah akan segera dilakukan.

Sementara itu, Wakil Presiden PT KAI Daerah Operasional 3 Cirebon, Dicky Eka Priananda, menyambut baik rencana revitalisasi tersebut.

“Kami telah mengadakan pertemuan sebelumnya; pada Mei 2024, desain teknik rinci harus diselesaikan. Pengembangan lebih lanjut akan menunggu keputusan Menteri Perhubungan,” ujarnya.

Menurut informasi yang diberikan oleh PT KAI Daerah Operasional 3 Cirebon, Stasiun Cirebon diresmikan pada 3 Juni 1912, bersamaan dengan pembukaan Jalur Kereta Api Cikampek-Cirebon sepanjang 137 kilometer.

Stasiun ini dirancang oleh arsitek Belanda Pieter Adriaan Jacobus Moojen dengan elemen-elemen Eropa, yang disesuaikan dengan iklim Indonesia.

MEMBACA  Indonesia Mengundang Korea Selatan untuk Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di ASEAN

Berita terkait: Kereta Whoosh meningkatkan pariwisata Jakarta, Bandung di ASEAN: Astindo

Berita terkait: Pemeliharaan sistem keamanan transportasi penting: DPR

Penerjemah: Fathnur Rohman, Raka Adji
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak cipta © ANTARA 2024