Kementerian menguji koneksi Starlink di tiga fasilitas kesehatan

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kesehatan telah mulai menguji koneksi internet berkecepatan tinggi dari Starlink, layanan milik SpaceX yang dimiliki oleh Elon Musk, di tiga fasilitas kesehatan.

Menurut pernyataan yang diterima di sini pada hari Senin, pengujian dilakukan pada hari Minggu di tiga fasilitas: Puskesmas Pembantu Sumerta Kelod Denpasar, Puskesmas Pembantu Bungbungan Klungkung, dan Puskesmas Tabarfane di Kepulauan Aru, Maluku.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pengujian menunjukkan hasil yang baik, dan ia berpendapat bahwa kemampuan ini memungkinkan puskesmas di lingkup regional terhubung satu sama lain.

Selain itu, Sadikin menyatakan bahwa koneksi ini memungkinkan pencatatan data yang lebih efisien tentang imunisasi, skrining penyakit tidak menular, dan penimbangan bayi digital dalam Aplikasi Indonesia Sehat KU (ASIK).

Menteri tersebut menyatakan optimisme bahwa layanan internet ini akan mampu memfasilitasi interkoneksi tersebut di masa depan, sehingga memungkinkan fasilitas kesehatan di daerah terpencil untuk memiliki kualitas layanan yang baik sebanding dengan daerah lain.

“Memang, kami memiliki 10 ribu puskesmas yang saat ini kami digitalisasi, sehingga layanan yang sebelumnya tidak tersedia di puskesmas, tidak dapat diakses oleh masyarakat, dengan Starlink, menjadi dapat diakses, sehingga layanan tersebut tidak jauh berbeda dari yang ada di daerah metropolitan,” katanya.

Dalam pernyataan yang sama, Kepala Kantor Transformasi Digital Kementerian Setiaji menyatakan bahwa peningkatan konektivitas internet dapat mempromosikan layanan kesehatan yang lebih inklusif di seluruh Indonesia.

“Saat ini, layanan kesehatan banyak diikuti di daerah metropolitan. Masalahnya adalah akses internet, sehingga nantinya orang, terutama di daerah terpencil, dapat menggunakan akses internet untuk mendapatkan layanan kesehatan, seperti telemedicine,” ujar Setiaji.

Kepala Puskesmas Tabarfane Dr. Christian Sihombing mengatakan bahwa selama ini, daerahnya mengalami masalah dalam konektivitas internet.

MEMBACA  Empat hari, tiga malam memulai misi Asta Cita

“Kami mengalami kesulitan memasukkan data layanan kesehatan karena internet di sini sangat lambat. Oleh karena itu, kami biasanya harus bepergian ke kota atau kabupaten, sekitar 200 mil dalam perjalanan dua hingga tiga jam dengan speedboat,” katanya.

Sihombing mengucapkan terima kasih kepada kementerian dan Musk atas pemberian layanan internet di fasilitas kesehatan tersebut dan berharap bahwa program konektivitas internet dapat dipertahankan, sehingga mereka dapat terus memberikan layanan kesehatan yang efisien secara konsisten.

Berita terkait: Luhut mengundang Musk untuk berkontribusi pada upaya rehabilitasi mangrove
Berita terkait: Widodo, Musk akan meluncurkan Starlink di Bali pada 19 Mei
Berita terkait: Peluncuran Starlink di Indonesia direncanakan dua minggu ke depan: Menteri

Reporter: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2024