Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, mengatakan pihaknya telah menghubungi Google terkait informasi kurs rupiah yang keliru di Google search. Menurutnya, Google telah mengambil langkah untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
“Ya, kami sudah berkomunikasi dengan mereka, dan saya rasa mereka sudah memperbaikinya,” kata Patria di Pusat Warisan ANTARA di sini pada hari Senin.
Sebelumnya, Google mengakui kesalahan dalam informasi kurs, yang menunjukkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp8.170,65 per US$1, kepada data konversi pihak ketiga. Setelah menerima laporan, Google menghubungi penyedia data untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
“Kami menghubungi penyedia data untuk menyelesaikan masalah tersebut sesegera mungkin,” kata seorang perwakilan Google dalam pernyataan tertulis kepada ANTARA pada hari Sabtu.
Pemantauan ANTARA pada hari Sabtu menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah tetap pada level tersebut. Selain itu, saat tim ANTARA memilih mata uang lain, seperti Euro, kurs ditunjukkan secara salah sebagai Rp8.348,50 per satu Euro, daripada kurs yang sebenarnya sebesar Rp16.889.
Pada 31 Januari 2025, nilai tukar rupiah turun 49 poin, atau 0,30 persen, pada penutupan perdagangan, berada di Rp16.305 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.257 per dolar.
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada Jumat juga menunjukkan penurunan nilai tukar menjadi Rp16.312 per dolar AS, turun dari sebelumnya Rp16.259 per dolar.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah pada hari Sabtu, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, mengatakan bahwa nilai tukar Rp8.170 per dolar AS di Google bukanlah level yang seharusnya.
“Kami sedang berkoordinasi dengan Google Indonesia terkait kesalahan tersebut untuk segera melakukan koreksi yang diperlukan,” tambahnya.
Berita terkait: Google berusaha menanggulangi serangan cyber pada hotel-hotel di Indonesia
Berita terkait: Menteri, Google bahas pemberantasan perjudian online menggunakan AI
Copyright © ANTARA 2025