Masalah-masalah dengan sumber daya manusia kesehatan adalah tiga: jumlahnya, distribusinya, dan kualitasnya. Kementerian Kesehatan telah meluncurkan lima langkah inovatif untuk mengatasi kekurangan sumber daya manusia kesehatan di Indonesia. Dalam sebuah pernyataan yang diterima di sini pada hari Rabu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah sedang berupaya untuk meningkatkan fasilitas kesehatan. Namun, fasilitas tersebut tidak dapat digunakan tanpa sumber daya manusia yang tepat untuk mengoperasikannya, katanya. “Masalah-masalah dengan sumber daya manusia kesehatan adalah tiga: jumlahnya, distribusinya, dan kualitasnya,” kata Sadikin. Saat ini, rasio dokter terhadap penduduk di Indonesia hanya 0,46 per seribu orang, katanya. Hal ini membuat Indonesia tertinggal dari Malaysia dan Singapura, yang memiliki rasio dokter per penduduk sebesar 1 per seribu, katanya. Menteri mengatakan bahwa akses ke layanan kesehatan masih sulit karena kurangnya sumber daya manusia medis dan kesehatan. Selain itu, personel yang ada lebih terkonsentrasi di Jawa, tambahnya. Selain itu, daerah-daerah regional di mana perangkat medis telah dikirim masih menunggu dokter spesialis agar perangkat tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik. “Sebenarnya, peluang kerja masih banyak, (tapi) dokter kurang, dokter spesialis dan sumber daya manusia kesehatan pendukung juga kurang,” paparnya. Oleh karena itu, katanya, Kementerian sedang mengejar langkah-langkah inovatif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan dan membantu mereka memenuhi standar dan kualitas untuk berpraktik. Inovasi pertama adalah Rencana Nasional Sumber Daya Manusia Medis dan Kesehatan, yang dirancang untuk menjadi acuan bagi pemerintah, termasuk kantor kesehatan, dalam menciptakan kebijakan penempatan sumber daya manusia di setiap wilayah. Yang kedua, tambahnya, adalah sistem informasi evaluasi kompetensi sumber daya manusia kesehatan dan medis lokal dan asing, yang secara transparan menampilkan kompetensi dan evaluasi sehingga orang asing dan orang lokal di luar negeri dapat menggunakan keterampilan mereka tanpa harus menunggu lama. Dia mengatakan bahwa inovasi ketiga adalah Kredit Profesi SATUSEHAT (SKP), yang telah terintegrasi dengan SATUSEHAT SDMK. Personel kesehatan dan medis dapat menggunakannya untuk memenuhi kredit yang diperlukan untuk mengajukan lisensi praktik, jelasnya. Yang keempat, kata Sadikin, adalah tes kompetensi berbantu komputer untuk posisi fungsional, yang memungkinkan personel kesehatan dipromosikan jika mereka lulus ujian online dan direkomendasikan oleh tempat kerja mereka. Yang kelima, kata menteri, adalah Kartu Registrasi nol rupiah (STR). Selain memiliki masa berlaku seumur hidup, sekarang biayanya hanya nol rupiah untuk semua warga Indonesia di Indonesia, tambahnya. Sadikin mengatakan bahwa upaya untuk memenuhi kebutuhan personel kesehatan tidak akan berbuah tanpa dukungan dari semua orang. Dia menambahkan bahwa upaya tersebut ditujukan untuk menyambut Indonesia Emas pada tahun 2045. Berita terkait: Kementerian menetapkan persyaratan staf untuk praktik farmasi Berita terkait: KSP memulai layanan kesehatan untuk petugas pemilihan Berita terkait: Kepala Staf Kepresidenan meminta perluasan layanan SEJIWA. Penulis: Mecca Yumna Ning Prisie Editor: Azis Kurmala Hak cipta © ANTARA 2024″