Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendorong sekolah untuk meningkatkan kesehatan siswa dengan berpartisipasi dalam Gerakan Sekolah Sehat (GSS), yang mencakup berbagai aspek kesehatan.
“Kualitas kesehatan siswa erat kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan,” kata Iwan Syahril, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah Kementerian tersebut, saat peluncuran Peta Jalan Kesehatan Sekolah 2024–2030 di Jakarta pada hari Senin.
GSS berfokus pada lima aspek kesehatan, yaitu gizi, imunisasi, kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan lingkungan, untuk mencakup semua kebutuhan kesehatan siswa.
Untuk meningkatkan kesehatan lingkungan, kementerian mendorong semua pihak terkait dalam ekosistem pendidikan untuk membantu mewujudkan perubahan ke arah gaya hidup bersih dan sehat.
Selain itu, kementerian mendorong untuk membangun budaya cuci tangan dengan sabun serta memastikan tersedianya toilet dan air yang cukup di sekolah.
Lebih lanjut, unit pendidikan juga diminta untuk memberikan edukasi tentang cara memilah sampah organik dan non-organik serta melaksanakan manajemen kesehatan dan kebersihan menstruasi sehingga siswa perempuan dapat belajar dengan nyaman.
Syahril mengatakan bahwa arah kementeriannya harus ditaati karena beberapa hasil penelitian tingkat global menunjukkan bahwa sanitasi yang memadai di sekolah berdampak pada kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender, dan indikator ekonomi.
Ia menjelaskan bahwa dalam sektor kesehatan, aktivitas sederhana seperti rutin mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi kejadian diare hingga 47 persen.
Membangun budaya cuci tangan juga dapat mengurangi tingkat absensi siswa hingga 50 persen.
“Siswa yang sehat dapat menghindari diare, yang mengakibatkan peningkatan akses ke pendidikan,” katanya.
Berita terkait: Kementerian mendukung kerjasama sekolah-industri di sektor lingkungan
Berita terkait: Kementerian siapkan 5 program bantuan untuk sekolah menengah kejuruan
Penerjemah: Astrid Faidlatul, Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024