Kementerian memperkenalkan budaya Indonesia kepada pekerja asing melalui BIPA

Ternate, Maluku Utara (ANTARA) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memperkenalkan budaya dan bahasa Indonesia kepada pekerja asing di Maluku Utara melalui program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). “BIPA memiliki metode khusus dalam mengajar bahasa Indonesia kepada orang asing, sehingga lebih mudah dipahami; dengan metode ini, minat tinggi dari orang asing untuk belajar bahasa Indonesia,” kata pelatih budaya dan bahasa dari kementerian, Arie Andrasyah Isa, di sini pada hari Sabtu. Diperlukan untuk mengajarkan budaya dan bahasa Indonesia kepada warga negara asing yang bekerja di perusahaan pertambangan di provinsi Maluku Utara. Kegiatan pendidikan perlu dilakukan bagi pekerja asing agar dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan lokal. Isa mengatakan bahwa kementerian, bersama dengan Departemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) PT NHM, mengadakan pelatihan BIPA di Pusat Pelatihan Gosowong, yang dihadiri oleh 21 peserta dari 11 departemen. Program ini didukung oleh pelatih bersertifikat dari Kementerian Pendidikan, seperti Dr. Arie Andrasyah Isa, Dr. Haerul, Insos Jemina Santoke Komboy, dan seorang fasilitator dari NHM, Johny Herman Karwur. Selama pelatihan, fasilitator memperkenalkan pekerja asing kepada budaya Indonesia dan Maluku Utara. Mereka juga memberikan materi dasar kepada mereka, misalnya, untuk membantu mereka belajar beberapa kata dan memahami bagaimana menggunakan kata-kata dasar tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, manajer Departemen K3 PT NHM, Kuncoro, mengatakan bahwa pelatihan BIPA di Pusat Pelatihan Gosowong sangat membantu bagi pekerja asing dalam belajar tentang budaya Indonesia dan Maluku Utara serta meningkatkan komunikasi dengan karyawan. “Saat ini, bahasa Indonesia digunakan oleh lebih dari 300 juta penutur dan juga menjadi salah satu bahasa resmi UNESCO. Gosowong beruntung menerima pelatihan ini,” tambahnya. Penulis: Abdul F, Kenzu Editor: Yuni Arisandy Sinaga Hak Cipta © ANTARA 2024

MEMBACA  Dua kelompok Islam terbesar di Indonesia mendesak pemilihan yang damai.