Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kesehatan Indonesia mengungkapkan pada hari Minggu bahwa melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam mendorong partisipasi publik aktif dalam gerakan deteksi dini kanker. “Kami sering melakukan edukasi publik dengan melibatkan organisasi non-pemerintah, pemimpin masyarakat, dan pemimpin agama dalam mendorong masyarakat kita untuk melakukan skrining dini untuk kanker,” kata Eva Susanti, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian tersebut. Dalam hal ini, kementerian menyiapkan peralatan dan sumber daya manusia,” katanya, menambahkan bahwa kementerian juga terus mensosialisasikan kegiatan terkait deteksi dini kanker ke publik melalui berbagai platform media sosial dan pendekatan langsung dari rumah ke rumah. Susanti juga menyatakan bahwa upaya sosialisasi juga diikuti dengan peningkatan kualitas layanan kesehatan dan fasilitas di seluruh Indonesia. “Tidak akan ada perbedaan layanan kesehatan di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) dari wilayah lain. Kami memiliki fasilitas yang sama. Layanan kesehatan bagi orang yang mencari pengobatan di Aceh, di Papua, dan di Jakarta akan sama,” tegasnya. Dia menyebutkan bahwa kesadaran masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini kanker masih rendah. Oleh karena itu, kementerian selalu mengingatkan masyarakat untuk melakukan deteksi dini setidaknya sekali setahun. Untuk itu, pemerintah terus berupaya menyediakan peralatan kesehatan modern di puskesmas dan rumah sakit, kata Susanti. Sejak 2022, pemerintah telah melengkapi 10 ribu puskesmas dengan peralatan USG untuk mendeteksi kanker payudara, lanjutnya. Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk mengeliminasi kanker serviks dengan menyediakan imunisasi HPV dan tes DNA HPV. Pemerintah juga berupaya mengobati kanker paru-paru dengan memasang CT scan di 514 rumah sakit di 514 kabupaten dan kota, ujar Susanti. Untuk kanker usus besar, yang merupakan penyebab kematian kedua terbanyak bagi pria, pemerintah akan menyediakan peralatan kolonoskopi di 514 rumah sakit di 514 kabupaten dan kota, tambahnya. Berita terkait: Pendidikan seks awal dapat membantu mencegah kanker serviks: BKKBN Berita terkait: Harapannya adalah mengurangi insiden kanker serviks secara signifikan pada 2030: pemerintah Penulis: Farhan Arda N, Resinta Sulistiyandari Editor: Rahmad Nasution Hak cipta © ANTARA 2024