Minggu, 5 Mei 2024 – 01:43 WIB
VIVA Lifestyle – Sebagai upaya memperkuat pelayanan dan sistem kesehatan di Indonesia dengan tujuan menciptakan generasi Emas yang sehat dan kuat pada 2045, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kedutaan Swedia dan AstraZeneca, meluncurkan Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP) Healthcare.
Baca Juga :
Komnas KIPI, Sebut Penyakit TTS akan Muncul 4 Sampai 42 Hari Setelah Vaksin AstraZeneca Disuntikkan
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan, Kemenkes memiliki misi besar untuk meningkatkan pelayanan kesehatan secara pesat. Oleh karena itu, penting bekerja sama dengan negara yang memiliki sistem kesehatan yang lebih maju dan berbeda dari Indonesia agar bisa terjadi pertukaran ilmu yang signifikan. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
\”Kita harus belajar dari yang terbaik di bidang kesehatan dan Swedia memiliki perusahaan-perusahaan kesehatan terkemuka, seperti AstraZeneca yang memiliki sains dan teknologi terkemuka di bidang kesehatan seperti pencegahan dan vaksin,\” ujar Menkes Budi dalam keterangannya, dikutip Minggu 5 Mei 2024.
Baca Juga :
Terpopuler: Jogja Fashion Week 2024 Kembali Digelar hingga Fakta Vaksin AstraZeneca Bikin Geger
Menteri Budi menambahkan platform SISP Healthcare sedikit membahas kerja sama antar pemerintah dan lebih banyak membahas kolaborasi antar pemerintah dengan swasta.
Baca Juga :
Kabar Gembira, Kini Varises Dapat Diobati dalam Waktu Satu Jam
\”Indonesia tidak bisa menjadi negara berpendapatan tinggi jika pemerintah tidak memfasilitasi pihak swasta, sebagai penggerak roda ekonomi terbesar. Saya menerima instruksi dari Bapak Presiden bahwa kita perlu merubah pola pikir dan kultur di kementerian agar bisa lebih terbuka untuk membuat program kesehatan bersama pihak swasta,” jelas Menteri Budi.
Duta Besar untuk Indonesia, Timor-Leste dan ASEAN, YM Daniel Blockert menambahkan, peluncuran SISP Healthcare Platform menandakan momen penting dalam kemitraan jangka panjang antara Swedia dan Indonesia dan menyambut baik kerja sama dengan Kementerian Kesehatan.
Menurut Dubes Daniel, rangkaian program seperti peningkatan kapasitas, simposium layanan kesehatan dan inisiatif bersama, akan menyatukan keahlian dari kedua negara untuk memenuhi visi pemerintah Indonesia di bidang layanan kesehatan.
\”Inisiatif ini juga selaras dengan komitmen bersama kedua negara untuk mencapai Agenda 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TBP), khususnya dalam memajukan praktik layanan kesehatan berkelanjutan untuk generasi sekarang dan di masa depan,” kata Dubes Daniel.
Saj Molaee, Presiden Direktur Sementara AstraZeneca Indonesia (AZI), menyampaikan, mendirikan SISP Healthcare bersama Kedutaan Swedia dan Kementerian Kesehatan adalah salah satu bentuk nyata untuk mendukung mewujudkan program transformasi kesehatan inisiatif dari pemerintah.
“Kami akan mendukung Kementerian Kesehatan dalam mengembangkan ekosistem layanan kesehatan yang berkeadilan dan tangguh, terutama dalam pengelolaan penyakit pernapasan, yang mencakup membangun kemampuan untuk meningkatkan skrining dan penatalaksanaan asma dan PPOK serta melindungi bayi dari penyebab utama kedua pneumonia, yaitu Respiratory Syncytial Virus (RSV), yang memiliki angka kematian pada bayi yang tinggi di Indonesia,” jelas Saj.
Salah satu kanker yang sering diderita oleh pria dan dikenal sebagai kanker paling menyakitkan, kanker prostat, juga termasuk dalam penguatan sistem kesehatan melalui SISP Healthcare Platform bekerja sama dengan AstraZeneca.
Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, menyampaikan, skrining kanker prostat sudah masuk dalam perencanaan sebagai penguatan upaya pencegahan kanker di Puskesmas.
\”Kita akan mulai dulu dengan program uji coba tahun depan sebelum dikembangkan untuk semua laki-laki,\” ungkapnya.
Menurut Hoerry Satrio, Head of Corporate Affairs AstraZeneca Indonesia, melalui SISP Healthcare platform, AstraZeneca dan Kementerian Kesehatan memiliki visi dan misi yang sama, yaitu mendefinisikan kembali perawatan kanker dan suatu hari nanti menghilangkan kanker sebagai penyebab kematian tinggi di Indonesia.
“Secara global, kami memiliki ratusan riset yang sedang berjalan di bidang kanker dan suatu hari kami percaya kanker tidak perlu ditakuti lagi dengan berkembangnya sains untuk melakukan skrining dan deteksi dini dengan mudah, diagnosa lebih persisi, dan pengobatan kanker lebih tepat,\” ucap Hoerry.
Halaman Selanjutnya
Menurut Dubes Daniel, rangkaian program seperti peningkatan kapasitas, simposium layanan kesehatan dan inisiatif bersama, akan menyatukan keahlian dari kedua negara untuk memenuhi visi pemerintah Indonesia di bidang layanan kesehatan.