Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) untuk memperkuat upaya menciptakan sumber daya manusia migran yang profesional di sektor industri melalui pendidikan vokasi.
"Pendidikan vokasi mengacu pada penguasaan keterampilan terapan tertentu dengan porsi praktik lebih besar dibanding teori, sehingga lulusannya siap kerja," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Selasa.
Kementeriannya saat ini mengoperasikan 11 politeknik, dua akademi komunitas, sembilan sekolah vokasi, dan tujuh balai diklat industri (BDI) yang tersebar di 11 provinsi.
Menurut Kartasasmita, lebih dari 90 persen lulusan unit pendidikan dan pelatihan vokasi kementerian telah diserap industri, sisanya berwirausaha atau melanjutkan pendidikan tinggi.
Sementara itu, pada Senin, Menteri P2MI Abdul Kadir Karding mengunjungi Politeknik ATI Padang dan BDI Padang untuk melihat fasilitas dan infrastruktur di dua unit kerja di bawah Kementerian Perindustrian.
"Kami juga ingin membangun ekosistem vokasi terpadu, termasuk kurikulum kompetensi, pelatihan bahasa, dan sertifikasi untuk menghasilkan pekerja migran Indonesia yang profesional," jelasnya.
"Lulusan unit pendidikan dan pelatihan ini juga punya peluang kerja di luar negeri. Hingga Mei 2025, tersedia lebih dari 1,7 juta lowongan kerja di berbagai sektor."
Karding menambahkan, pada 2023–2025, jumlah pekerja migran (PMI) yang menggunakan layanan penempatan di Padang tercatat 429 orang atau 23 persen dari total PMI di Sumatra Barat.
Secara keseluruhan, provinsi itu mengirim 1.844 pekerja untuk penempatan PMI di lima negara tujuan utama—Jepang, Malaysia, Arab Saudi, Taiwan, dan Korea Selatan. Mayoritas bekerja di sektor fisik dan semi-terampil.
Dalam pernyataan yang sama, Kepala BPSDMI Kemenperin Masrokhan menjelaskan bahwa Politeknik ATI Padang berfokus pada agroindustri dan kelapa sawit.
Politeknik ini sedang melakukan studi kelayakan dengan pemerintah Karibia untuk pendirian dan pengembangan inkubator bisnis industri kelapa di Saint Lucia dan Guyana.
"Kami juga akan menghasilkan kajian teknis bisnis industri pengolahan kelapa sekaligus mendukung kebijakan pemerintah daerah dalam meningkatkan produktivitas industri pengolahan produk kelapa," tambahnya.
Sementara itu, BDI Padang khusus melatih di bidang makanan, agro hulu, farmasi, dan tekstil. Telah melatih 14.112 peserta dalam lima tahun terakhir.
Masrokhan menyatakan BPSDMI berharap bisa berkolaborasi dengan Kementerian P2MI untuk memastikan ketersediaan SDM industri unggul dan terampil yang siap bersaing di era Industri 4.0 dan pasar global.
Pihaknya siap berkolaborasi dalam pelatihan pra-penempatan, sertifikasi kompetensi, serta program re-skilling dan up-skilling bagi PMI yang kembali ke Indonesia.
Penerjemah: Ahmad Muzdaffar, Resinta Sulistiyandari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak Cipta © ANTARA 2025