Kementerian Fokus Tingkatkan Pengelolaan Museum dengan Dana Khusus

Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, menekankan komitmen kementeriannya untuk meningkatkan kualitas layanan dan tata kelola museum dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik tahun 2025.

DAK Non Fisik bersumber dari APBN, yang diberikan untuk mendukung program pembangunan di luar infrastruktur fisik.

"Saya lihat sendiri bahwa pengelolaan museum masih di bawah standar," ujarnya dalam rapat dengan Komisi X DPR di Jakarta, Rabu.

DAK Non Fisik 2026 direncanakan senilai Rp150 miliar (sekitar US$9,1 juta), yang akan dialokasikan untuk 111 museum dan 29 pusat budaya di berbagai daerah.

Dana ini fokus pada program non-infrastruktur, seperti peningkatan kapasitas SDM, penguatan konten pameran, dan pelibatan komunitas budaya lokal.

"Masih banyak museum yang hanya menampilkan artefak tanpa narasi, tanpa informasi dasar seperti usia dan konteks sejarah," katanya.

Wakil menteri itu menambahkan bahwa pengelolaan seperti ini menyebabkan museum kehilang fungsi edukasinya.

Dalam hal ini, pemanfaatan dana alokasi khusus telah dirancang untuk mendukung kemajuan budaya, pembelajaran berkualitas, penguatan identitas, dan ekonomi kreatif.

Dengan demikian, museum dan pusat budaya diharapkan dapat menjadi ruang publik yang inklusif dan berdampak bagi masyarakat.

Kementerian Kebudayaan telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pemanfaatan dana alokasi khusus sebelumnya. Beberapa tantangan yang teridentifikasi, seperti terbatasnya SDM dan koordinasi antarsektor, telah dijadikan dasar untuk perbaikan alokasi.

"Kami akan mengambil tindakan korektif, termasuk meningkatkan sinergi dengan pemerintah daerah dan komunitas budaya," ucapnya.

Dengan arah kebijakan ini, pemerintah optimis museum dan pusat budaya dapat beroperasi lebih optimal dalam mendukung pembangunan kebudayaan nasional.

Berita terkait: Batak Museum can become center of education, literacy: Minister
Berita terkait: Ministry vows support for Batak culture preservation efforts
Berita terkait: Bandung: Government showcases 238 national heirlooms from museums

MEMBACA  RI pertama dalam menghadirkan ekonomi aksi iklim: Indrawati

Penerjemah: Pamela Sakina, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025