Jakarta (ANTARA) – Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan bahwa kementeriannya akan membantu Jakarta Utara dalam meningkatkan upaya pengelolaan sampah karena kota tersebut ditetapkan sebagai contoh bagi daerah lain di Indonesia.
“Saya punya harapan besar untuk Jakarta Utara, yang udah ditunjuk sebagai salah satu kota barometer pengelolaan sampah di negeri ini,” ujarnya dalam acara “Deklarasi Komitmen Generasi Lingkungan” pada Selasa.
Jakarta Utara dipilih sebagai percontohan karena menghasilkan sekitar 8 ribu ton sampah per hari.
Sebagian besar sampah ini belum terkelola dan berakhir di TPST Bantargebang. Volumenya sekarang mencapai 55 juta ton—setinggi bangunan 20 lantai.
Nurofiq menambahkan bahwa dana, teknologi, dan SDM Jakarta dinilai paling mumpuni untuk perbaikan pengelolaan sampah. Karena itu, mereka diharapkan bisa menjadi contoh bagi daerah lain.
Untuk itu, dia meminta semua pihak mengambil langkah seperti memperbanyak pemilahan sampah agar bisa dimanfaatkan.
Misalnya, sampah organik bisa dibuat kompos dan sampah anorganik diolah jadi Refuse Derived Fuel (RDF). Fasilitas pengolahannya sudah dibangun di Rorotan, Jakarta Utara.
Kementerian Lingkungan juga meminta pengelola wilayah di Jakarta Utara mengurus sampahnya sendiri agar mengurangi volume sampah yang masuk ke Bantargebang.
Yang diminta termasuk mall, perumahan, dan sekolah.
Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbulan sampah di Jakarta mencapai 3,17 juta ton pada 2024, dengan sampah harian sebanyak 8.688 ton.
Berdasarkan SIPSN, 34,2 juta ton sampah dihasilkan di seluruh Indonesia tahun 2024, berdasarkan laporan dari 319 kabupaten/kota. Dari total itu, sampah yang tak terkelola tercatat 18,1 juta ton.
Berita terkait: Jakarta uji coba pabrik RDF Rorotan pakai sampah kering
Berita terkait: Jakarta Utara diawasi dalam atasi masalah sampah
Berita terkait: Jakarta butuh minimal 5 PLTSa untuk kelola sampah: menteri
Penerjemah: Prisca Triferna, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025