Kementerian Dukung Film Animasi “Garuda di Dadaku” Bersaing di Kancah Global

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Ekonomi Kreatif menegaskan kembali komitmennya untuk memajukan film Indonesia yang memperkaya industri animasi nasional dengan mendukung film animasi “Garuda di Dadaku” untuk bersaing di tingkat global.

“Menteri Ekonomi Kreatif tertarik untuk berkolaborasi dalam Garuda di Dadaku, yang memiliki potensi untuk mengembangkan IP karakternya menjadi merchandise dan produk kreatif lainnya,” kata Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky.

Dia menekankan komitmen ini saat rapat yang diadakan di kementerian pada hari Kamis, seperti dikutip dari siaran pers kementerian pada Minggu.

Untuk mendukung komitmen ini, kementerian berencana untuk bekerja sama dengan kementerian atau lembaga lain dan mencari dukungan internasional, termasuk dari diaspora, agar film animasi Indonesia ini, yang dijadwalkan rilis nasional pada 2026, bisa ditayangkan di beberapa negara.

Film animasi “Garuda di Dadaku” merupakan hasil kolaborasi antar-studio antara BASE Entertainment, KAWI Animation, Springboard, Dasun Pictures, AHHA Corp, Robot Playground Media, dan PK Films.

Dalam pertemuan tersebut, menteri menekankan bahwa dukungan kementerian harus mempertimbangkan strategi rilis film dan juga perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)-nya.

Kementerian Ekonomi Kreatif sebelumnya juga mendukung film animasi “Jumbo”, yang terbukti mampu bersaing secara internasional, menarik investor baru, menjadi alat diplomasi budaya, dan menginspirasi pertumbuhan industri animasi Indonesia.

Film “Garuda di Dadaku” yang berorientasi keluarga diharapkan dapat mencapai kesuksesan yang serupa.

“Kesuksesan “Jumbo” sebagai film animasi terlaris Indonesia menandai kebangkitan industri animasi nasional untuk tumbuh dan bersaing secara global,” ujarnya.

Untuk mempromosikan “Garuda di Dadaku”, kementerian dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti pemutaran komunitas di sekolah-sekolah, diskusi publik di universitas atau dengan komunitas kreatif, dan kolaborasi kreatif lainnya, tambahnya.

MEMBACA  Daftar Harga Terbaru Mobil SUV 3 Baris, Mulai dari Rp 200 Jutaan

Dukungan kementerian ini semakin memperkuat semangat BASE Entertainment sebagai rumah produksi yang berbasis di Indonesia dan Singapura yang konsisten menghadirkan cerita berkualitas melalui bakat-bakat kreatif terbaik.

Franchise “Garuda di Dadaku” pertama kali diadaptasi menjadi film live-action pada tahun 2009, diikuti novel berjudul “Mimpi Sang Garuda”, sekuel pada 2011, dan mini-seri berjudul “Keluarga Garuda di Dadaku” yang tayang antara 2014 dan 2015.

“Animasi adalah medium bercerita yang kuat, terutama ketika mengambil dari alam semesta Garuda di Dadaku yang dimulai sepuluh tahun lalu. Pengembangan IP lokal seperti ini layak mendapat dukungan kuat, karena dapat membuka peluang bisnis masa depan di ekonomi kreatif,” kata Shanty Harmayn, Chief Executive dan Produser BASE Entertainment.

“Ini tidak hanya tentang passion untuk industri kreatif tapi juga tentang cinta terhadap sepak bola, yang memiliki penggemar sangat banyak di Indonesia,” tambahnya.

Video first-look “Garuda di Dadaku” telah mendapatkan 86.156 penayangan di channel YouTube BASE Entertainment Indonesia sejak awal Agustus 2025. Film ini juga menandai debut sutradara Ronny Gani, talenta lokal dengan pengalaman internasional yang luas.

“Kami membutuhkan fasilitasi dan dukungan promosi untuk menunjukkan bahwa film animasi Indonesia adalah pilihan spesial untuk penonton lokal. Industri animasi tidak bisa mengandalkan hanya satu atau dua film—diperlukan produksi yang konsisten untuk membangun momentum,” lanjut Harmayn.

Menteri Teuku Riefky didampingi oleh Wakil Menteri Bidang Media Kreatif Agustini Rahayu, Staf Khusus Menteri untuk Komunikasi, Media, dan Pelayanan Publik Renanda Bachtar, dan Direktur Film, Animasi, dan Video Doni Setiawan.

Rapat ini juga dihadiri oleh Co-Founder BASE Entertainment Ben Soebiakto, Co-Chief Executive Aoura Lovenson C, Manajer Distribusi Angga Rulianto, Eksekutif Distribusi Siska Diah Ayu, dan Asisten Produser Theo Napitupulu.

MEMBACA  DC Studios sedang membuat film animasi boneka yang menampilkan 2 Robins

Berita terkait: Film animasi “Jumbo” bangkitkan nostalgia masa kecil kaum milenial

Berita terkait: Menteri Harsya nyatakan dukungan untuk film animasi ‘Jumbo’

Reporter: Katriana
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025