Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Christina Aryani, membahas penempatan dan perlindungan pekerja migran dengan Duta Besar Inggris Dominic Jermey dalam pertemuan di Kedutaan Besar Inggris di sini pada Senin.
“Pekerja terampil di Inggris adalah salah satu posisi yang sangat dicari oleh orang Indonesia,” kata wakil menteri yang biasa dipanggil Christina, menurut siaran pers dari Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) pada Selasa.
“Kami ingin tahu persepsi dan kebijakan pemerintah Inggris saat ini terkait pekerja migran, mengingat migrasi sering jadi isu politik sensitif di banyak negara,” tambahnya.
Wakil menteri menyatakan bahwa pertemuan ini adalah langkah awal untuk mengidentifikasi sektor mana yang terbuka dan paling mungkin dieksplorasi oleh pemerintah Inggris dan Indonesia.
Karena itu, pertemuan membahas topik seperti peluang kerja untuk pekerja migran Indonesia di Inggris dan persepsi pemerintah Inggris terhadap pekerja migran saat ini.
Aryani mengatakan bahwa Duta Besar Jermey juga menekankan beberapa poin kunci tentang perlindungan pekerja migran, terutama pentingnya pengawasan ketat terhadap proses rekrutmen dan penempatan untuk mencegah penipuan atau biaya rekrutmen yang tinggi yang bisa menyebabkan pekerja terjebak dalam kerja paksa atau eksploitasi.
“Dubes mengingatkan kami untuk serius dalam melindungi pekerja Indonesia di Inggris,” ujarnya.
“Jangan sampai proses rekrutmen yang tidak adil membebani pekerja hingga mereka tidak bisa melunasi biayanya. Ini bisa seperti perbudakan,” lanjutnya.
Selain pengawasan, pertemuan juga membahas peluang kerja untuk perawat dan tenaga perawatan, yang tidak hanya mencakup perawat, tapi juga profesional lain seperti fisioterapis.
Aryani menyebutkan bahwa pemerintah Inggris juga tertarik berkolaborasi di sektor perawatan, termasuk dengan memperkuat kapasitas SDM Indonesia melalui pendidikan dan pelatihan.
“Pada September, Presiden (Indonesia) akan berkunjung ke Inggris untuk mengadakan beberapa pertemuan,” katanya.
“Ada juga rencana agar universitas Inggris, di bawah Russell Group, hadir di Indonesia dan menawarkan program sarjana, pascasarjana, serta pelatihan untuk tenaga kesehatan,” tambah wakil menteri.
Berita terkait: Kementerian berencana mengirim 425 ribu pekerja Indonesia ke luar negeri pada 2025
Reporter: Katriana
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025