Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri Yusharto Huntoyungo telah mendesak pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk melakukan diversifikasi dan perluasan inovasi di berbagai sektor. Langkah ini dianggap penting untuk memastikan bahwa pengembangan inovasi tidak terbatas pada sektor-sektor tertentu, yang dalam kasus NTT, adalah pendidikan dan kesehatan.
“Inovasi masih didominasi oleh sektor pendidikan dan kesehatan, sementara sektor lain masih rendah,” kata Yusharto dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di sini pada Kamis.
Huntoyungo menjelaskan bahwa inovasi di berbagai sektor akan membantu pemerintah NTT meningkatkan daya saing wilayah dan kesejahteraan penduduknya. Menurutnya, diversifikasi dapat membuka peluang baru bagi pemerintah NTT untuk mengembangkan potensinya. Hal ini juga dapat membantu memperkuat ekonomi lokal.
Kepala BSKDN juga mengimbau semua pejabat di NTT untuk bekerja sama demi pengembangan inovasi yang lebih baik. Dia menekankan bahwa kerjasama antara pejabat di wilayah tersebut adalah kunci untuk percepatan inovasi di NTT.
Dia menambahkan bahwa mengadakan diskusi kelompok terfokus (FGD) bisa menjadi salah satu langkah yang dapat diambil pemerintah provinsi untuk meningkatkan kreativitas pejabat daerah dalam menyelesaikan masalah terkait implementasi tata kelola.
Berdasarkan laporan inovasi regional 2023, NTT mengalami peningkatan, baik dari segi jumlah inovasi maupun peringkat, dalam Indeks Inovasi Regional. Jumlah inovasi yang dilaporkan mencapai 313, termasuk 263 inovasi implementasi, 22 inovasi uji coba, dan 28 inisiatif inovasi. Dengan jumlah ini, skor inovasi NTT mencapai 62,53, atau “sangat inovatif.”
Berita terkait: Pemerintah NTT membangun 947,16 km jalan dalam lima tahun
Berita terkait: Menteri merinci capaian Jokowi dalam pengembangan maritim
Hak cipta © ANTARA 2024