Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kesehatan Indonesia bekerja sama dengan mitra swasta untuk menjalankan beberapa upaya berkelanjutan dalam menangani kasus demam berdarah dengue di Indonesia.
Kerja sama ini diharapkan dapat membantu pemerintah mencapai target nol kematian akibat demam berdarah dengue pada tahun 2030.
“Untuk mengurangi kasus demam berdarah di Indonesia, kita perlu menerapkan strategi yang komprehensif dan sistematis. Kami melihat penguatan data dan sistem sebagai kunci untuk membantu kami mencapai tujuan tersebut. Ini membutuhkan sinergi yang kuat dengan sektor swasta,” kata Direktur Jenderal Pencegahan Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, dalam pernyataan pada Jumat (12 Januari).
Maka dari itu, kementerian bekerja sama dengan perusahaan farmasi BUMN, PT Bio Farma, dan PT Takeda untuk meningkatkan peran dan kapasitas tenaga kesehatan, masyarakat, dan masyarakat melalui gerakan “Ayo 3M Plus” dan melaksanakan vaksinasi demam berdarah.
Kerja sama ini juga bertujuan untuk memperkuat pengumpulan data dan validasi kasus demam berdarah yang menyebar di Indonesia serta berbagai inovasi untuk mengurangi kasus demam berdarah, katanya.
Sebagai salah satu upaya dalam mencapai tujuan tersebut, kementerian meluncurkan Aplikasi Sistem Informasi Arbovirosis (SIARVI) pada Februari 2023 untuk membantu mencatat dan melaporkan kegiatan pemantauan demam berdarah dan arbovirosis lainnya dalam data waktu nyata.
Berita terkait: Indonesia bertujuan mengurangi kasus demam berdarah menjadi 10 per 100.000 orang pada tahun 2030
Sementara itu, Direktur Utama PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengatasi demam berdarah dengan membuka akses luas terhadap inovasi pencegahan demam berdarah.
“Dalam hal ini, kami bekerja sama dengan Bio Farma, sebagai mitra, untuk melindungi lebih banyak orang dari bahaya demam berdarah,” katanya.
Lebih lanjut, Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya, menyatakan bahwa di masa depan, kerja sama ini akan melaksanakan program vaksinasi demam berdarah, serupa dengan yang dilakukan pada akhir 2023 di Kalimantan Timur sebagai salah satu daerah endemik demam berdarah di Indonesia dengan beban tinggi.
“Kami telah mengalokasikan lebih dari 19 ribu dosis untuk Kalimantan Timur. Kami melihat ini sebagai momentum bagi Indonesia untuk mengurangi jumlah kasus demam berdarah dan mewujudkan nol kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030,” katanya.
Kementerian Kesehatan mencatat bahwa dalam 47 minggu tahun 2023 selama periode Januari-November, dilaporkan sebanyak 83.302 kasus demam berdarah di 465 kabupaten dan kota di 34 provinsi, dengan 574 kasus kematian.
Berita terkait: Hari Dengue ASEAN buktikan Indonesia serius dalam menangani penyakit ini
Berita terkait: Wolbachia, vaksin demam berdarah topik utama pada Hari Dengue ASEAN 2023
Penerjemah: Pamela Sakina, Resinta Sulistiyandari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak Cipta © ANTARA 2024