Jakarta (ANTARA) – Kementerian Agama telah meluncurkan 18 program nasional bertajuk “The Wonder of Harmony 2025”. Program ini berlangsung dari November hingga Desember untuk memperingati Hari Toleransi Internasional pada 16 November.
Staf Khusus Menteri untuk Kebijakan Publik, Media, dan Pengembangan SDM, Ismail Cawidu, mengatakan inisiatif ini berfungsi sebagai gerakan sosial dan budaya untuk mempromosikan kebersamaan melalui pendekatan dakwah-edutainment.
“Kementerian bertujuan menampilkan citra Islam yang damai, penuh kasih, dan inklusif melalui metode yang melibatkan semua lapisan masyarakat, khususnya pemuda,” kata Ismail pada Rabu.
Ia menekankan bahwa aktivitas ini mencerminkan komitmen Kementerian dalam memperkuat moderasi beragama dan kerukunan sosial sebagai dasar persatuan nasional.
Program seperti Ekspo Penyebaran Budaya Islam, Harmony Fun Walk, Kemah Kerukunan Antarumat Beragama, Lokakarya Ekoteologi, dan Festival Majelis Taklim akan diadakan di seluruh Indonesia untuk menjangkau komunitas yang beragam.
“Kami ingin menghidupkan kembali semangat Bhinneka Tunggal Ika dengan cara yang inspiratif. Seni, olahraga, diskusi, dan kegiatan sosial akan menjadi wadah kerukunan,” ujar Ismail.
Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Abu Rokhmad menyatakan The Wonder of Harmony adalah bagian dari inisiatif Asta Protas Kemenag Berdampak, khususnya di bawah pilar “Kerukunan dan Cinta Kasih Kemanusiaan”.
Dia menambahkan bahwa program ini tidak hanya seremonial tetapi bertujuan memperkuat solidaritas antarumat beragama dan mempromosikan nilai-nilai universal Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.
“Program ini menunjukkan kolaborasi antara Kementerian, kelompok agama, akademisi, dan komunitas untuk menciptakan ruang yang menumbuhkan empati dan pengertian,” jelasnya.
Abu mencatat bahwa setiap acara membawa pesan tematik yang mengintegrasikan dimensi spiritual dan sosial. Salah satu aktivitasnya, Lokakarya Pemetaan Potensi Konflik Sosial, melibatkan pakar seperti Frans Magnis Suseno dan Amin Abdullah untuk mengidentifikasi akar ketegangan dan memberikan rekomendasi kebijakan.
“Kerukunan harus direncanakan secara strategis, bukan hanya dipromosikan sebagai cita-cita moral,” tegas Abu.
Sorotan lain termasuk Kick-Off Kota Wakaf Ambon, Penghargaan Film Islam Nasional, dan Festival Majelis Taklim, yang semuanya dirancang untuk memperkuat peran budaya, ekonomi, dan pendidikan Islam.
Abu juga menekankan keterlibatan pemuda lewat kegiatan seperti Lari Keluarga Sakinah 5K, Kajian Al-Qur’an Budaya, dan Lokakarya Majelis Taklim Kreatif, yang bertujuan membangun kesadaran lingkungan dan kerja sama antarsektor.