Rabu, 27 Agustus 2025 – 10:01 WIB
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kembali melanjutkan program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) untuk Suporter Sepak Bola. Agenda dengan tema “Suporter Cerdas, Tim Berkualitas” ini diselenggarakan di Makassar pada Selasa, 26 Agustus 2025.
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan, yang menekankan bahwa suporter adalah bagian penting dari ekosistem olahraga. Forum KIE hadir sebagai ruang dialog untuk menyamakan visi antara pemerintah, pemangku kepentingan sepak bola, dan kelompok suporter.
Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta, menekankan bahwa suporter punya kontribusi besar bagi kemajuan sepak bola nasional. “Suporter adalah jiwa dari sepak bola. Tanpa mereka, pertandingan kehilangan makna. Tapi, kita ingin suporter hadir tidak hanya untuk mendukung, tetapi juga menjadi bagian dari kemajuan industri olahraga,” ujarnya.
Isnanta menjelaskan, ketika suporter hadir dengan cara yang cerdas dan sportif, maka kompetisi akan lebih berkualitas. Sponsor juga akan tertarik masuk, perputaran tiket meningkat, dan ekonomi lokal di sekitar stadion ikut bergerak.
Salah satu aspirasi utama suporter di Makassar adalah pencabutan larangan menonton laga tandang. Mereka berharap, dengan catatan kelompok yang tertib dan tidak bermasalah, izin untuk away day bisa kembali diberikan. Isnanta menilai hal itu justru bisa mendorong pertumbuhan industri olahraga.
“Kalau suporter bisa away lagi dengan cara yang baik, industri olahraga kita otomatis semakin berkembang. Bayangkan, dari tiket pertandingan, transportasi, hotel, kuliner, hingga pariwisata, semua ikut bergerak,” kata Isnanta menegaskan.
Selain soal away day, para suporter juga meminta Makassar segera memiliki stadion yang representatif untuk Liga 1. Saat ini, PSM masih bermarkas di Parepare yang berjarak lebih dari dua jam dari pusat kota, sehingga akses penonton masih terbatas.
Pengamat sepak bola nasional, M. Kusnaeni, menilai Makassar memiliki basis suporter yang kuat sekaligus kondusif. Namun, dia mengingatkan pentingnya sistem pengawasan yang ketat jika kebijakan away day kembali dibuka. “Diharapkan ke depan PT LIB melakukan pendataan yang terkoneksi dengan data Kepolisian melalui aplikasi tiket,” ujarnya.
Menurut Kusnaeni, sistem tiket berbasis database bisa mendeteksi rekam jejak penonton apakah bebas narkoba, tidak punya catatan pelanggaran, dan siap menjunjung sportivitas.
“Kalau ada pelanggaran, database bisa jadi dasar pemberian sanksi larangan menonton atau sanksi lain sesuai hukum,” tambahnya.
Skema ini membuka peluang besar bagi terciptanya kultur away day yang sehat. Kota tuan rumah akan mendapat manfaat ekonomi, klub memperoleh tambahan pemasukan, dan liga menjadi lebih semarak dengan atmosfer rivalitas yang positif.
Melalui program KIE, Kemenpora ingin menegaskan bahwa suporter bukan hanya penonton di tribun, tetapi juga penggerak industri olahraga nasional. Dengan komunikasi yang baik, regulasi yang jelas, serta komitmen menjaga sportivitas, sepak bola Indonesia bisa melangkah lebih maju.
Daftar Kelompok Suporter yang Hadir di KIE:
1. Suporter The Maczman
2. Suporter LAJ
3. Suporter ISM Komando
4. Suporter Redgank
5. Suporter KVS
6. Suporter Ramang Mania
7. Suporter PSM Fans
8. Suporter CSM
9. Suporter KDS
10. Suporter KVU
11. Suporter KSVU
12. Suporter Punggawa Eja
13. Suporter Phinisi Eja
14. Suporter Gue PSM
15. Suporter Balaikota Mania
Halaman Selanjutnya
Pengamat sepak bola nasional, M. Kusnaeni, menilai Makassar memiliki basis suporter yang kuat sekaligus kondusif. Namun, dia mengingatkan pentingnya sistem pengawasan yang ketat jika kebijakan away day kembali dibuka. “Diharapkan ke depan PT LIB melakukan pendataan yang terkoneksi dengan data Kepolisian melalui aplikasi tiket,” ujarnya.