Kecerdasan Buatan dapat membantu meningkatkan pendidikan tinggi: kementerian

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengatakan di sini pada hari Kamis bahwa perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dapat mendukung kemajuan pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi kementerian, Abdul Haris, mengatakan bahwa pengembangan AI di perguruan tinggi akan memberikan kemudahan belajar kepada mahasiswa dan menawarkan solusi atas tantangan pembelajaran.

“Kami berharap bahwa tingkat pendidikan tinggi dapat didukung oleh perkembangan teknologi yang cepat yang dapat memberikan solusi dan kenyamanan bagi mahasiswa untuk belajar lebih baik,” katanya dalam acara “Leading Effective Integration of GenAI in Higher Education”.

Universitas sekarang diharuskan melakukan transformasi digital sistem pembelajaran mereka sehingga mereka tidak lagi menggunakan model tradisional, tetapi beralih ke pendidikan berbasis digital, jelasnya.

Haris mencatat bahwa AI saat ini banyak digunakan di dunia pendidikan, misalnya, sumber belajar dan pengajaran dapat dihasilkan oleh AI dan evaluasi atau penilaian dapat dilakukan menggunakan AI.

Ini juga dapat membantu dosen dalam pekerjaan administratif mereka, katanya.

“Ada begitu banyak manfaat. Untuk penelitian ada Mendeley. Ini adalah yang paling sederhana namun paling bermanfaat,” tambahnya.

Teknologi AI lainnya adalah ChatGPT, yang bekerja dalam format percakapan.

Biasanya, mahasiswa bertanya kepada guru mereka di kelas, tetapi sekarang, mereka dapat bertanya ChatGPT dan mendapatkan jawaban cepat.

Namun, Haris mengatakan bahwa kemajuan AI juga bisa menjadi ancaman bagi sektor pendidikan jika tidak ada regulasi yang memadai terkait implementasinya.

“Kita harus mengawasi penggunaannya untuk mencegah agar tidak merusak. Jika tidak (terkendali) akan banyak kerugian, saya pikir kita harus mengatur hal ini,” tambahnya.

Berita terkait: Menteri Setiadi desak pejabat PR beradaptasi dengan perkembangan AI

MEMBACA  Biaya perbaikan EV sangat tinggi sehingga kecelakaan kecil dapat merusak total mobil.

Berita terkait: Indonesia didesak untuk membuat regulasi tentang AI generatif: Wakil menteri

Translator: Astrid H, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024