Jembrana, Bali (ANTARA) – Seorang nelayan di Bali menemukan mayat seorang perempuan pada Sabtu, diduga salah satu dari 18 korban yang masih hilang di laut setelah kapal feri Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada 2 Juli.
Mayat itu ditemukan oleh Adi Presetyo di perairan sekitar empat kilometer dari pantai Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, kata seorang pejabat pemerintah setempat.
Tim evakuasi kemudian membawa mayat tersebut ke pos komando di Dusun Pabuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra.
"Mayat yang ditemukan telah dibawa ke RSUD Blambangan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, untuk identifikasi," ujarnya.
Nelayan Pabuahan sebelumnya juga menemukan beberapa mayat penumpang kapal yang tenggelam saat melaut setelah insiden feri itu, tambah Putra.
Sementara itu, Basarnas memperpanjang masa pencarian atas alasan kemanusiaan dari Sabtu, 12 Juli, hingga Senin, 14 Juli, setelah perpanjangan pertama yang berakhir pada 11 Juli.
Wakil Operasi dan Kesiapsiagaan Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Ribut Eko Suyanto, sebelumnya mengatakan pihaknya akan mengevaluasi apakah perlu perpanjangan lagi.
Hingga Jumat malam, hari ke-10 operasi pencarian, korban tewas mencapai 17 orang, dengan 30 selamat dan 18 masih hilang.
Ferry Tunu Pratama Jaya membawa 53 penumpang, 12 awak, dan 22 kendaraan saat berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, pada 2 Juli 2025 pukul 22.56 WIB.
Kapal itu tenggelam dalam perjalanan ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali, sekitar pukul 23.35 WIB di hari yang sama.
Merespons tragedi ini, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan semua instansi terkait untuk berusaha maksimal menyelamatkan penumpang dan awak kapal yang masih hilang.
Berita terkait: Ferry sinking: Search efforts focus on southern Bali strait
Berita terkait: KNKT details three-stage probe into KMP Tunu sinking
Penerjemah: Rahmad Nasution
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025