Jakarta (ANTARA) – Kapten kapal feri Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada malam 2 Juli lalu msih belum ditemukan, dikonfirmasi oleh Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi pada Selasa.
“Sampai saat ini, kapten kapal belum ditemukan,” ujarnya saat rapat dengan Komisi V DPR di Jakarta, Selasa.
Pernyataan ini menanggapi pertanyaan ketua Komisi V Lasarus, yang menyebut cerita kapten yang hilang bisa jadi kunci untuk mengungkap penyebab tragedi ini.
Menteri menekankan, meski beberapa kru selamat, pemerintah belum menerima laporan soal dimana kapten berada.
Dia merujuk laporan Basarnas yang menyatakan tim evakuasi telah menyelamatkan lima dari 12 kru kapal.
Purwagandhi juga memberi tahu anggota DPR bahwa kapal Tunu Pratama Jaya pernah dok pada Oktober 2024 dan lulus pemeriksaan terakhir pada 3 Juni 2025.
“Data teknis dari proses doking dan pemeriksaan tidak menunjukkan kerusakan atau masalah di kapal,” jelasnya.
Dia menambahkan, kapten wajib melapor kelayakan kapal ke KSOP untuk mendapatkan izin berlayar.
“Dokumen yang dikirim kapten menunjukkan kapal layak beroperasi,” tegasnya.
Purwagandhi menyatakan Kemenhub menunggu hasil penyelidikan KNKT untuk mengetahui penyebab tenggelamnya kapal.
Kapal Tunu Pratama Jaya mengangkut 53 penumpang, 12 kru, dan 22 kendaraan. Kapal tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) menuju Gilimanuk (Bali) pada 2 Juli pukul 23.35 waktu setempat.
Hingga Selasa siang, 30 orang dievakuasi, 8 meninggal, dan 27 masih hilang.
Berita terkait:
- Ferry tenggelam: Polisi kirim tim medis untuk autopsi korban
- Basarnas kerahkan 37 penyelam untuk cari Tunu
Penerjemah: Muhammad H, Tegar Nurfitra
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025