Angkatan Laut Indonesia akan diperkuat dengan dua kapal cepat misil bertugas penuh berukuran 70 meter yang dibuat oleh galangan kapal Turki, Sefine Shipyard, yang merupakan bagian dari konsorsium TAIS Shipyard.
Pemotongan baja pertama dari kapal yang dipesan oleh Indonesia berlangsung di Sefine Shipyard, Altinova, Yalova, Turki, Rabu (30 Oktober), Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Edwin Adrian Sumantha dan Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama I Made Wira Hady Arsanta Wardhana mengonfirmasi hal tersebut pada Kamis.
Dalam acara pemotongan baja pertama, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Marsekal Muda Yusuf Jauhari, diwakili oleh Staf Khusus Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muda Retiono Kunto.
“Kapal yang sedang dibangun adalah jenis kapal misil cepat yang memiliki kemampuan tempur lengkap dan terintegrasi serta memiliki kecepatan tinggi,” demikian disampaikan Kepala Komunikasi Kementerian Pertahanan dalam pidatonya yang dibacakan oleh Retiono.
Dia menyatakan bahwa pemotongan baja pertama merupakan tonggak penting dalam pembangunan kapal, yang menandai dimulainya konstruksi kerangka dasar dan platform struktural kapal.
Dalam tahapan pembangunan kapal, pemotongan baja pertama juga merupakan salah satu dari empat tonggak penting. Tiga tahap penting lainnya termasuk peluncuran lunas, peluncuran, dan penamaan kapal.
Kapal tersebut kemudian dikirim dari Turki ke Indonesia, dan Kementerian Pertahanan menyerahkannya kepada TNI AL.
Pada acara di Turki, Laksamana Muda Retiono menandatangani berita acara pemotongan baja pertama dengan pejabat teratas Sefine Shipyard, Suleyman A. Tuzcuoglu. Sefine Shipyard kemudian menyerahkan replika Kapal Cepat Misil Bertugas Penuh kepada perwakilan Laksamana Muda Retiono, yang mewakili Pemerintah Indonesia.
Kementerian Pertahanan Indonesia membeli dua kapal cepat misil bertugas penuh (NB74 dan NB75) dari TAIS — konsorsium lima galangan kapal Turki.
Kedua kapal yang dibeli oleh Indonesia memiliki panjang total 70 meter, dengan lebar 11,7 meter. Kapal-kapal tersebut dapat berlayar dengan kecepatan maksimum di atas 40 knot dan membawa 43 personel.
“Saya yakin dengan kemampuan TAIS untuk membangun Kapal Cepat Misil Bertugas Penuh ini dengan kualitas baik dan menyelesaikannya sesuai dengan waktu yang ditentukan,” demikian disampaikan Kepala Kementerian Pertahanan dalam pidatonya yang dibacakan oleh Laksamana Muda Retiono.
Dia mengakhiri pidatonya dengan mengucapkan terima kasih kepada jajaran pejabat TAIS dan Kementerian Pertahanan Turki, Kementerian Kelautan Turki, dan Angkatan Laut Turki.
Dia menekankan bahwa kerjasama tersebut adalah upaya bersama untuk menjaga stabilitas dan keamanan di wilayah tersebut.
Hingga saat ini, Kementerian Pertahanan Indonesia belum dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai nilai kontrak, kerjasama transfer teknologi/kompensasi, dan target penyelesaian konstruksi kedua kapal yang dipesan oleh Indonesia.