Jumat, 20 Juni 2025 – 20:43 WIB
Jakarta, VIVA – Kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Nimitz, terlihat sedang melintas di perairan strategis Asia Tenggara. Keberadaan kapal perang besar ini menarik perhatian publik karena lokasinya tidak jauh dari wilayah Indonesia.
Baca Juga:
TNI Siap Evakuasi 126 WNI di Iran dan Israel: Kami Standby, Menunggu Kemlu
Pusat Penerangan TNI memberikan tanggapan. Kepala Puspen TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi, mengatakan bahwa USS Nimitz hanya sedang transit dari Laut China Selatan menuju Selat Singapura, lalu melewati Selat Malaka dan melanjutkan ke Samudera Hindia.
VIVA Militer: Kapal induk nuklir USS Nimitz (CVN-68)
Kristomei menegaskan bahwa keberadaan kapal induk tersebut sesuai hukum internasional.
"Kapal itu berlayar di Selat Malaka memakai Hak Lintas Transit sesuai UNCLOS 1982. Kapal asing, termasuk kapal perang, boleh melintas tanpa izin negara pantai asal patuh aturan internasional dan tidak mengancam keamanan," jelas Kristomei dalam keterangan resmi, Jumat, 20 Juni 2025.
Baca Juga:
Ratusan WNI di Iran Dievakuasi Hari Ini Lewat Baku Azerbaijan, Pulang ke RI Minggu Lusa
Meski begitu, TNI terus memantau setiap aktivitas kapal asing di perairan strategis Indonesia.
"Seluruh satuan TNI tetap siaga dan berkoordinasi untuk menjamin stabilitas dan kepentingan nasional," tegasnya.
Koordinasi antar-satuan TNI terus dilakukan agar kawasan tetap aman. Keamanan dan kepentingan nasional adalah prioritas utama, apalagi di jalur sibuk seperti Selat Malaka.
Sebelumnya, diberitakan bahwa kapal induk AS USS Nimitz (CVN-68) diduga menuju Timur Tengah setelah mematikan transponder dan berhenti mengirim data lokasi, menurut Marine Vessel Traffic. Kapal ini dikabarkan akan memperkuat pertahanan AS di tengah ketegangan Iran-Israel.
VIVA Militer: USS Nimitz lewati Indonesia
Berdasarkan koordinat terakhir, kapal ini berada di perairan antara Malaysia dan Indonesia, bergerak dengan kecepatan 19 knot. Sinyal terakhir terdeteksi pada 17 Juni pukul 09:03 WIB.
Tujuan resmi kapal induk ini tidak disebutkan, tetapi dari arahnya, kemungkinan menuju Teluk Persia.
Halaman Selanjutnya
Koordinasi lintas satuan TNI juga terus dilakukan guna memastikan stabilitas kawasan tetap terjaga. Keamanan dan kepentingan nasional menjadi prioritas utama, terlebih di jalur pelayaran tersibuk dunia seperti Selat Malaka.