Kapal bahan bakar ganda diesel mengurangi emisi karbon, kata Menteri Indonesia

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa konversi kapal yang menggunakan bahan bakar diesel menjadi kapal yang menggunakan diesel dual fuel (DDF) dapat membantu mengurangi emisi karbon. Dia mengungkapkan hal ini saat acara “Retrofit/Conversion of Existing Ships to Diesel Dual Fuel Ships by PT Pertamina Hulu Mahakam” di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada hari Senin.

“Saya mengapresiasi dan mendukung PT Pertamina Hulu Mahakam yang telah mengambil inisiatif untuk melaksanakan proyek konversi kapal yang menggunakan bahan bakar diesel menjadi DDF,” ujar Sumadi.

Ia menggambarkan proyek ini sebagai langkah strategis yang sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor bahan bakar diesel berkecepatan tinggi dan meningkatkan penggunaan gas alam cair yang lebih ramah lingkungan.

DDF merupakan teknologi baru dalam industri maritim yang dapat mendukung upaya pengurangan emisi karbon dalam kegiatan hulu minyak dan gas. Teknologi ini dapat diimplementasikan dalam semua mesin kapal dan dilaksanakan di galangan kapal dalam negeri.

“Proyek konversi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya bahan bakar, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya mengurangi emisi karbon,” jelas Sumadi.

Dengan menggunakan teknologi DDF, emisi CO2 dapat dikurangi secara signifikan, mendukung komitmen pemerintah untuk mencapai target nol emisi netto pada tahun 2060, tambahnya.

Secara keseluruhan, proyek konversi kapal yang menggunakan bahan bakar diesel menjadi DDF juga mencerminkan sinergi yang kuat antara perusahaan milik negara dan sektor swasta dalam mendukung visi pemerintah.

Sumadi juga menekankan bahwa semua pemangku kepentingan dalam industri maritim perlu berperan aktif dalam menangani masalah mendesak perubahan iklim.

Dalam konteks ini, Organisasi Maritim Internasional (IMO) telah berkomitmen untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dengan mengurangi emisi kapal melalui penerapan praktik pengiriman hijau.

MEMBACA  Naik Helikopter Super Puma TNI AU, Jokowi Kunjungi Kabupaten Paser, Ini Jadwalnya

Langkah selanjutnya adalah menerapkan langkah-langkah efisiensi energi, yang bertujuan untuk mengurangi polusi lingkungan laut yang timbul dari konsumsi tinggi bahan bakar fosil dan mendorong penggunaan sumber energi yang berkelanjutan, kata Sumadi.

Ia menambahkan bahwa pemerintah telah mendukung penerapan pengiriman hijau dengan menerbitkan sejumlah regulasi mitigasi, termasuk kewajiban menggunakan bahan bakar rendah belerang dan scrubber untuk kapal sebagai penyaring gas buang.

Selain itu, pemerintah telah menerbitkan regulasi tentang pembaharuan dan modernisasi kapal, penggunaan alat bantu navigasi yang ramah lingkungan, dan kewajiban melaporkan konsumsi bahan bakar untuk semua kapal berbendera Indonesia.

Berita terkait: Penangkapan dan penyimpanan karbon dapat memperpanjang penggunaan energi fosil: BPH Migas
Berita terkait: Indonesia, Korea Selatan tandatangani kerjasama dalam pengurangan emisi karbon

Penerjemah: Muhammad Harianto, Yashinta Difa
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024