Samarinda, Kaltim (ANTARA) – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kalimantan Timur bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk kembangkan sacha inchi sebagai alat nutrisi lawan stunting dan juga sumber energi terbarukan.
“Kami berkolaborasi dengan perusahaan seperti Kideco untuk gali potensi lokal, termasuk sacha inchi yang kaya Omega 3, 6, dan 9 sebagai superfood,” ujar Kepala BRIDA, Fitriansyah, pada Rabu di Samarinda.
Dia menjelaskan tanaman ini punya nilai strategis ganda untuk ketahanan daerah: sebagai sumber pangan bernutrisi tinggi dan bahan baku biomassa untuk energi.
Dewan Energi Nasional telah menantang BRIDA untuk memposisikan sacha inchi sebagai bahan baku energi hijau.
BRIDA sedang cari investor untuk danai mesin yang bisa mengolah minyak sacha inchi menjadi biofuel.
Selain sacha inchi, lembaga ini juga menyempurnakan ekstrak minyak ikan haruan yang bertujuan turunkan angka stunting di provinsi tersebut.
Fitriansyah menekankan bahwa ekosistem riset yang berkelanjutan butuh dukungan dari pemerintah daerah, universitas dalam dan luar negeri, serta mitra perusahaan.
BRIDA aktif dorong perusahaan di Kaltim untuk alokasikan dana CSR untuk dukung riset.
Dia usulkan pendanaan bersama antara pemerintah dan sektor swasta, mencatat banyak perusahaan yang sudah memiliki departemen riset internal yang mumpuni.
“Kolaborasi seperti ini penting untuk atasi tantangan riset yang umum, seperti biaya perjalanan peneliti ke daerah terpencil yang mahal,” kata Fitriansyah.
Pendanaan lintas sektor diharapkan bisa bantu mitogasi biaya lapangan tak terduga yang sering membengkakkan anggaran riset.
“Melalui strategi kolaboratif ini, BRIDA optimis riset di Kaltim akan lebih bisa dijalankan dan beri manfaat nyata bagi masyarakat,” tambahnya.
Inisiatif BRIDA ini sejalan dengan program prioritas pemerintah Indonesia, termasuk melawan stunting serta meningkatkan ketahanan pangan dan energi.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Daerah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), baru-baru ini menekankan bahwa ketahanan pangan, air bersih, dan energi adalah pilar keberlanjutan nasional.
Dalam konteks ini, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Arif Satria, berkomitmen untuk fokuskan BRIN pada penelitian dan pengembangan di bidang pangan, energi, dan air.
Dia berencana koordinasi dengan kementerian, universitas, industri, dan pemerintah daerah untuk implementasi program di sektor-sektor ini.
“BRIN akan mengawal program prioritas presiden di bidang pangan, energi, dan air. Area-area ini harus didukung oleh riset dan inovasi yang kuat, yang merupakan penggerak penting kemajuan ekonomi,” ujar Arif usai pengukuhannya di Istana Negara, Jakarta, pada 10 November 2025.