Kamis, 28 Agustus 2025 – 18:17 WIB
Jakarta, VIVA – Presiden RI Prabowo Subianto nenegaskan bahwa di Indonesia tidak ada jabatan yang tidak bisa diganti, termasuk jabatannya sendiri sebagai presiden.
Baca Juga:
Prabowo Pamer Produksi Pangan Nasional Naik Meski RI Dilanda Kekeringan Panjang hingga El Nino
Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam peresmian Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Otonomi Expo Tahun 2025, di ICE BSD, Tangerang, Kamis, 28 Agustus 2025.
“Di Indonesia ini saya kasih tahu, there’s no one cannot be replaced, tidak ada orang yang tidak bisa diganti, termasuk Presiden RI,” kata Prabowo.
Baca Juga:
Bonus Komisaris BUMN Dihapus, Prabowo: Enak di Lo, Nggak Enak di Rakyat!
Ia mengingatkan para Bupati yang hadir dalam acara tersebut untuk bekerja dengan benar sesuai aturan yang berlaku. Soalnya, pergantian orang dalam jabatan itu bisa saja dilakukan kalau tidak bisa menjalankan tugas negara dengan benar, termasuk dirinya sendiri sebagai Presiden RI.
Baca Juga:
Prabowo Bilang Efisiensi Anggaran Ada dalam UUD: Bukan Hobi Aku Motong Anggaran Kalian!
“Kalau saya enggak benar, kalau saya brengsek, enggak ada orang yang enggak bisa diganti. Bupati nggak beres, bupati bisa diganti,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan para pejabat di BUMN untuk tetap bekerja sesuai aturan. Prabowo minta agar pejabat BUMN tidak semena-mena dan merasa menjadi raja.
“Ada itu direksi-direksi BUMN merasa jadi kayak raja aja. Kayak perusahaan punya neneknya sendiri,” ucap Prabowo.
Prabowo berpegang teguh dengan komitmennya untuk memperbaiki tata kelola BUMN dengan menghapus praktik pemberian bonus atau tantiem kepada komisaris BUMN.
Prabowo mengungkapkan bahwa selama ini banyak aset dan potensi BUMN yang tercecer tanpa pengelolaan baik. Melalui konsolidasi aset di bawah pengelolaan Danantara, Indonesia kini memiliki kekuatan keuangan global yang signifikan.
“Kekayaan kita luar biasa. Masalahnya adalah manajemen pengelolaan. Saya sudah buktikan, aset BUMN saya kumpulkan di Danantara nilainya US$1.000 miliar. Sovereign fund kita sekarang mungkin kelima di dunia. Norwegia, China, Abu Dhabi, baru kita. Tidak main-main,” kata Prabowo.
Namun di balik pencapaian tersebut, Prabowo menyoroti praktik pemberian tantiem atau bonus bagi komisaris BUMN yang dinilai tidak adil, terutama ketika perusahaan mengalami kerugian.
“Saudara tahu kemarin saya hilangkan apa itu tantiem. Tantiem itu rupanya bahasa Belanda, artinya bonus. Kenapa sih nggak pakai istilah sederhana, bonus gitu lho. Yang repot perusahaan rugi, dikasih bonus komisarisnya. Enak di lo, nggak enak di rakyat. No, coret!” tegasnya.
Halaman Selanjutnya
“Ada itu direksi-direksi BUMN merasa jadi kayak raja aja. Kayak perusahaan punya neneknya sendiri,” ucap Prabowo.