Kafe Madinah

Translated to Indonesian: Kafe Madinah

Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com – Melihat pembangunan kota-kota baru di Tiongkok, saya teringat akan Madinah-baru, salah satu dari dua kota suci di Arab Saudi.

Hal ini membuat para wali kota dan legislator di seluruh Indonesia tidak perlu lagi pergi ke Tiongkok untuk belajar tentang perombakan kota. Mereka bisa pergi ke Madinah, sambil menjalankan ibadah umrah atau haji.

Salah satu hal terbaru di Madinah saat ini adalah Kafe Kaifa.

Saya meminta Mas Bajuri, pemilik Bakkah Tour dan Umrah, untuk membawa saya ke Kafe Kaifa menjelang bulan puasa yang lalu, setelah salat subuh di Masjid Nabawi.

Hotel tempat saya menginap di Madinah berada dekat gerbang masjid nomor 310, sehingga kami harus berjalan menuju gerbang nomor 333, tetap mengenakan sarung dan kopiah.

Jalan keluar dari gerbang nomor 333 ini sangat lebar, mirip dengan Nanjing Donglu di Shanghai, yang merupakan jalan paling populer di sana.

Jalan keluar dari gerbang 333 ini baru saja diperlebar, dengan hotel-hotel lama digusur dan digantikan oleh hotel-hotel baru seperti Hilton, Sofitel, dan lainnya.

Saya juga meminta Mas Bajuri untuk membawa saya kembali ke Kafe Kaifa menjelang bulan puasa, setelah salat subuh di Masjid Nabawi.

Silakan baca berita menarik lainnya dari JPNN.com di Google News.

MEMBACA  DPR Meminta Kementerian PUPR untuk Menjaga Kualitas Rusun Tenaga PendidikTranslation: DPR Requests Ministry of PUPR to Maintain the Quality of Educators in Rusun