Kadin mengidentifikasi empat sektor prioritas untuk kerja sama RI-Pakistan

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Anindya Bakrie menyoroti empat sektor prioritas untuk kerja sama dengan Pakistan—ketahanan pangan, ketahanan energi, kesehatan, dan pertahanan—saat bertemu dengan Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Ameer Khurram Rathore.

“Kami duduk bersama untuk membahas bagaimana Indonesia dan Pakistan dapat bekerja lebih erat,” ungkap Bakrie dalam sebuah pernyataan pada Sabtu.

Ia mencatat bahwa Pakistan, sebagai negara Muslim yang signifikan, memiliki kekuatan di sektor pertahanan, kesehatan, pertanian, dan energi, sehingga penting untuk meningkatkan kerja sama di sektor-sektor ini.

“Duta Besar Pakistan mengatakan bahwa pada bulan Agustus, akan ada misi dagang dan pameran dari Pakistan dan Indonesia. Saya pikir ini adalah inisiatif yang bagus,” catat Bakrie.

Untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan mendatang ini, Kadin berencana untuk berkolaborasi erat dengan mitra Pakistan-nya untuk meningkatkan perdagangan bilateral.

“Kedua negara ini adalah negara berkembang. Oleh karena itu, tidak hanya untuk meningkatkan ekonomi masing-masing tetapi juga perdagangan. Saya pikir ini penting karena Indonesia selalu mencari akses pasar baru, termasuk Pakistan, yang merupakan salah satu mitra yang kami pantau dengan cermat,” katanya.

Bakrie menekankan bahwa memperkuat kerja sama ekonomi dengan Pakistan memberi manfaat tidak hanya bagi bisnis besar tetapi juga UMKM.

Duta Besar Ameer Khurram Rathore menekankan bahwa Indonesia dan Pakistan, sebagai negara mitra dengan ikatan agama dan budaya yang kuat, memiliki landasan yang baik untuk mengembangkan kerja sama bisnis dan perdagangan yang kuat.

“Kami sedang melihat beberapa sektor, seperti yang disebutkan oleh ketua Kadin. Kami berharap bahwa dengan kepemimpinannya, kami dapat mengembangkan hubungan perdagangan yang lebih baik antara kedua negara,” ungkap Rathore.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami surplus perdagangan dengan Pakistan pada Januari-November 2024, dengan total ekspor sebesar US$3,04 miliar terhadap impor sebesar US$529 juta.

MEMBACA  Dampak Negatif yang Dialami Petani Tembakau

Berita terkait: Kadin mendukung UMKM beralih ke energi bersih

Berita terkait: RI, Brasil tandatangani pakta kerja sama senilai US$2,65 miliar

Penerjemah: Faisal Yunianto, Yashinta Difa
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025

Tinggalkan komentar