Jakarta (ANTARA) – Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi tuduhan terkait diploma sarjana palsu saat dimintai keterangan oleh penyidik polisi dan berjanji akan menunjukkan diploma asli jika diminta nanti.
“Saya akan mengungkapkan diploma saya jika diminta oleh pengadilan atau hakim,” ujar mantan presiden tersebut setelah secara langsung menghadiri pemeriksaan di markas polisi di Jakarta pada Selasa.
Mantan presiden menjalani pemeriksaan polisi selama lebih dari satu jam. Dia tiba di markas polisi pukul 9:43 pagi waktu setempat dan menyelesaikan pemeriksaan pukul 10:48 pagi waktu setempat.
Jokowi menjelaskan bahwa penyidik menanyakan tentang diploma sekolah dasar, sekolah menengah, dan perguruan tinggi, serta kegiatannya saat belajar di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
“Saya mendapat 22 pertanyaan tentang diploma saya. Saya juga ditanya tentang tesis sarjana saya dan kegiatan selama masa kuliah,” ujarnya.
Dengan izin dari Jokowi sendiri, ipar mantan presiden Wahyudi Andrianto menyerahkan diploma sekolah menengah atas dan perguruan tinggi mantan presiden tersebut kepada Bareskrim Polri pada 9 Mei.
Menurut pengacara Jokowi, Yakup Hasibuan, diploma-diploma tersebut diserahkan kepada polisi untuk pemeriksaan forensik guna membuktikan keaslian mereka. Karena dokumen-dokumen tersebut bersifat sensitif, pihaknya mempercayakan Andrianto untuk membantu menyerahkannya kepada polisi, tambahnya.
Hingga saat ini, polisi telah memeriksa 24 orang, termasuk mantan menteri Roy Suryo, dalam penyelidikan mereka terkait tuduhan diploma palsu terhadap mantan presiden Joko Widodo.
Jokowi telah menggambarkan tuduhan bahwa dia memalsukan diploma sarjana sebagai “kejam dan fitnah,” yang mencemarkan martabatnya dan keluarganya.
“Tuduhan seperti itu merusak citra dan martabat Pak Jokowi, merusak martabat keluarga, dan merusak martabat bangsa Indonesia,” ujar Hasibuan pada 29 April setelah melaporkan polisi terhadap individu yang mengklaim mantan presiden menggunakan diploma palsu.
Berita terkait: Widodo leaves Merdeka Palace after 10 years as president
Translator: Fianda Sjofjan R, Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025