Jakarta (ANTARA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan peran penting dari pencadangan data sebagai langkah pencegahan terhadap aktivitas peretasan.
Komentarnya muncul sebagai tanggapan atas serangan cyber baru-baru ini di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya, Jawa Timur.
\”Cadangkan semua data nasional kita untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali,\” ujarnya setelah meresmikan pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat, pada hari Rabu.
Jokowi mengatakan bahwa pemerintah telah mengevaluasi kejadian di mana ransomware digunakan untuk melumpuhkan server beberapa lembaga dan kementerian.
\”Kami telah mengevaluasi semuanya. Yang terpenting, kita harus menemukan solusi untuk mencegah hal itu terulang kembali,\” tegas Jokowi.
Ia kemudian menunjukkan bahwa peretasan data nasional tidak hanya terjadi di Indonesia.
\”Hal ini juga terjadi di negara-negara lain,\” ujarnya.
Perusahaan keamanan cyber Surfshark melaporkan bahwa kejadian serupa juga dialami oleh beberapa negara maju dalam beberapa tahun terakhir, seperti Amerika Serikat (2004), Inggris (2017), Italia (2018), Rusia, Tiongkok, dan Jerman (2019), Brasil (2020), Prancis (2021), dan Kanada (2022).
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan telah mewajibkan semua kementerian, lembaga, dan badan untuk mencadangkan data mereka.
Pemerintah sedang mengerjakan perlindungan data berlapis menggunakan layanan cloud yang langsung dimonitor oleh Badan Siber Nasional (BSSN).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto mengkonfirmasi bahwa layanan PDNS 2 akan pulih dari serangan cyber pada bulan ini.
\”Ini merupakan tindak lanjut dari perintah presiden mengenai semua layanan publik untuk kembali normal pada bulan Juli,\” ujarnya dalam konferensi pers pada 1 Juli.
Berita terkait: Tidak ada gangguan data kesejahteraan sosial setelah serangan cyber: menteri
Berita terkait: PDNS 2 akan pulih sepenuhnya dari efek serangan cyber pada akhir Juli: Menteri
Penerjemah: Andi Firdaus, Resinta Sulistiyandari
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024