Samarinda (ANTARA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada hari Kamis (29 Februari), dijadwalkan mengunjungi Kota Bontang, Kalimantan Timur, untuk meresmikan pabrik bahan peledak, dengan kapasitas produksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak per tahun.
“Presiden Jokowi akan tiba di Bontang pada pukul 9:36 pagi dengan helikopter setelah meresmikan terminal bus di Samarinda. Presiden akan langsung menuju ke pabrik,” kata komandan distrik militer setempat Letnan Kolonel Bagus Daryanto di Bontang pada hari Senin (26 Februari).
Ia menjelaskan bahwa pabrik bahan peledak tersebut dibangun oleh PT Kaltim Ammonium Nitrate (KAN) sebagai fasilitas manufaktur modern dan ramah lingkungan yang diharapkan dapat mendukung aktivitas pertambangan di Provinsi Kalimantan Timur.
Saat tiba di Bontang, Presiden Jokowi akan disambut oleh pejabat dari pemerintah kota Bontang, perwakilan dari PT KAN, serta para petugas Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), ungkap Daryanto.
Berita terkait: Perusahaan minyak Indonesia dan Oman kembangkan kilang di Bontang
Setelah meresmikan pabrik, ia menyebutkan bahwa kepala negara akan makan siang terlebih dahulu di restoran lokal sebelum terbang ke Kabupaten Penajam Paser Utara, yang sebagian wilayahnya digunakan sebagai lokasi pembangunan ibu kota baru Nusantara.
Komandan tersebut juga menyoroti bahwa TNI dan Polri telah mengambil berbagai langkah untuk memastikan keamanan selama kunjungan Jokowi, termasuk melakukan sterilisasi di area yang akan dikunjungi dan menyempurnakan mekanisme pengawalan.
PT KAN didirikan pada tahun 2003 di bawah kerjasama antara perusahaan pupuk milik negara PT Pupuk Kalimantan Timur dan produsen bahan peledak milik negara PT Dahana.
Pabrik bahan peledak PT KAN di Bontang diharapkan dapat membantu Indonesia memanfaatkan sumber daya nitrat amonium dalam berbagai sektor untuk mengurangi volume impor dan mencapai swasembada energi.
Berita terkait: Kilang minyak tidak akan dipindahkan dari Bontang: Presiden
Penerjemah: Ahmad R, Tegar Nurfitra
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak Cipta © ANTARA 2024