Jimly Asshiddiqie Ingatkan Masyarakat untuk Tidak Terprovokasi oleh Narasi Pemicu Konflik

Jumat, 5 September 2025 – 07:27 WIB

Jakarta, VIVA – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie, meminta masyarakat agar tidak terjebak lagi dalam aksi fisik yang bisa picu kerusuhan baru.

Dikutip dari akun media sosial X-nya pada Jumat, 5 September 2025, Jimly mengajak publik untuk menyampaikan aspirasi dengan damai dan bijak melalui kanal digital.

“Melihat banyaknya penyelewengan dan penjarahan, warga yang ingin menyampaikan aspirasi sebaiknya cukup lewat medsos saja, jangan aksi fisik, setidaknya untuk satu bulan ke depan,” ujar Jimly.

Menurut dia, momen ini harus jadi bahan renungan bersama agar energi masyarakat tidak terbuang ke aksi yang merusak. Media digital dapat jadi sarana efektif untuk menyuarakan pendapat, sekaligus memberi kesempatan pada pemerintah dan DPR untuk perbaiki tata kelola.

Dengan kondisi sosial yang masih rawan, Jimly berharap semua pihak bisa menahan diri dan tidak memperburuk keadaan. Ia mengingatkan, kerusuhan hanya akan merugikan rakyat kecil, sedangkan aspirasi yang disampaikan secara bijak tetap bisa beri tekanan moral dan politik pada pengambil keputusan.

“Narasi hoaks dan provokatif jelas punya risiko besar. Karena itu, kewaspadaan publik sangat penting agar Jakarta tetap kondusif dan aspirasi tersampaikan dengan cara yang bermartabat,” katanya.

Menurut Jimly, pasca demo yang sempat ricuh beberapa waktu lalu, situasi di ibu kota sudah mulai membaik. Meski begitu, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap berbagai narasi menyesatkan yang beredar di media sosial atau pesan berantai.

Isu provokatif, seperti klaim ada ribuan massa dari daerah yang akan masuk Jakarta, dinilai bisa memicu gelombang unjuk rasa baru. Jimly memastikan isu tersebut tidak benar dan hanya bertujuan memperkeruh keadaan.

Sementara itu, Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, menegaskan bahwa publik tidak boleh terjebak informasi palsu. Dia mengingatkan, hoaks sering dipakai sebagai alat provokasi untuk mengajak masyarakat turun ke jalan dan memicu kerusuhan.

MEMBACA  Penggunaan Terpopuler Kedua untuk HELOC Mungkin Mengejutkan Anda

“Saya imbau masyarakat agar menyikapi setiap informasi dengan kepala dingin. Saluran utama yang bisa dijadikan rujukan adalah media massa, wartawan, dan jurnalis yang menyampaikan informasi secara factual,” ujarnya.

Trunoyudo menekankan pentingnya verifikasi sebelum percaya atau sebar informasi yang beredar. Ia menilai, media punya peran strategis dalam menjernihkan isu-isu yang berkembang dan menjadi rujukan utama untuk memastikan kebenaran suatu kabar.

“Setiap informasi harus disaring dengan baik dan dicek sumbernya. Mari jadikan media massa sebagai saluran utama penyampai informasi yang benar dan terpercaya,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Menurut Jimly, pasca demonstrasi yang sempat berujung ricuh beberapa waktu lalu, situasi di ibu kota kini berangsur kondusif. Meski begitu, kata dia, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap beragam narasi menyesatkan yang beredar di media sosial maupun pesan berantai.