Jennifer Coppen masih merasakan rasa berduka cita yang sangat mendalam setelah kehilangan suaminya, Dali Wassink. Meskipun sudah berganti tahun, namun Jennifer Coppen masih belum bisa melupakan kepergian Dali Wassink dan mengalami gangguan mental akibatnya.
Setelah kehilangan suaminya secara mendadak akibat kecelakaan motor tunggal, Jennifer Coppen mengaku harus sering pergi ke luar negeri untuk memeriksakan kesehatannya. Gangguan mental yang dialaminya membuatnya merasa stres berat dan mengakibatkan berbagai penyakit. Jennifer Coppen bahkan mengalami sering panic attack, detak jantung yang tak teratur, dan perasaan ingin mati. Selain itu, ia juga merasa linglung dan lemah tubuhnya.
Selain itu, Jennifer Coppen juga merasa gelisah memikirkan nasib anaknya, Kamari. Meskipun merasa ada yang tak beres dalam dirinya, ia juga ingin hidup lebih lama untuk bisa menemani putrinya. Jennifer Coppen sering kali merasa khawatir dengan kemungkinan terburuk jika suatu hari nanti dirinya juga meninggal. Ia takut Kamari akan ditinggalkan tanpa sosok ibu yang bisa menjaganya.
Untuk mengatasi ketakutannya tersebut, Jennifer Coppen sudah mempersiapkan segalanya terkait hak asuh Kamari di masa depan. Jika suatu hari nanti ia tidak bisa lagi merawat putrinya, Jennifer Coppen telah menentukan bahwa Kamari akan dirawat oleh kakaknya yang sudah berkeluarga. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, maka Jennifer Coppen akan menyerahkan putrinya kepada salah satu sahabat terdekatnya.