Kamis, 4 Desember 2025 – 05.46 WIB
Jakarta, VIVA – Subholding Gas Pertamina, yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN, terus memperkuat respon daruratnya terhadap bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Sumatera.
Curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan akses darat putus, jaringan komunikasi terganggu, dan kebutuhan evakuasi warga di daerah terisolasi meningkat.
Untuk menjawab tantangan ini, Vice President (VP) RSS SOR 1 PGN Wilayah Sumatera, Ris Haryono, memastikan bahwa PGN telah mengirimkan tim lewat jalur laut. Tujuannya untuk mempercepat penyaluran bantuan, membantu proses evakuasi, dan membuka kembali akses komunikasi di daerah terdampak.
"Proses evakuasi dimulai sejak Senin malam, 1 Desember 2025. Pemilihan jalur laut karena beberapa akses jalan darat belum bisa dilalui kendaraan, sementara permukaan air dan arus sungai di beberapa titik masih cukup tinggi," jelas Ris dalam keterangannya, Rabu (3/12/2025).
Pergerakan tim ini dilakukan setelah koordinasi intensif dengan instansi terkait, termasuk aparat pelabuhan dan relawan lokal, untuk memastikan keselamatan dan efektivitas operasi di lapangan.
Personel tambahan juga diberangkatkan memakai kapal nelayan dari Belawan pada siang hari. Mereka membawa logistik bantuan yang diharapkan bisa meringankan beban dan memenuhi kebutuhan dasar korban bencana.
Tim diperkirakan tiba di Langsa pada malam hari, sebelum melanjutkan perjalanan ke Pangkalan Susu pada Selasa pagi (2/12). Sesampai di lokasi, tim langsung melakukan penyisiran di sejumlah titik banjir yang masih terisolir, bekerja sama dengan nelayan setempat.
Dengan kondisi air laut yang sempat surut, kapal boat milik Pertamina EP Pangkalan Susu dikerahkan untuk bantu evakuasi menuju daratan. Berkat kolaborasi ini, proses penyelamatan berjalan lebih cepat dan terkoordinir. Tim berhasil mengevakuasi 35 orang yang terdiri dari pekerja dan masyarakat.
Tidak hanya tim evakuasi, PGN juga membawa bantuan seperti sembako, makanan siap saji, obat-obatan, serta dukungan peralatan operasional berupa genset dan perangkat komunikasi satelit. Perangkat ini dipasang untuk mempermudah komunikasi selama evakuasi dan pengiriman bantuan di daerah yang blank spot, agar koordinasi dan pertukaran informasi tetap berjalan lancar.
Dengan adanya jaringan internet satelit, tim gabungan bisa memperbarui data kondisi lapangan secara real time, memetakan lokasi korban yang butuh pertolongan segera, serta mempercepat penyaluran logistik seperti makanan siap saji, obat-obatan, dan peralatan tanggap darurat.