Versi B2 Bahasa Indonesia dengan Beberapa Kesalahan/Typo:
(Artikel ini ditulis oleh Wahyudi Nasution, Karom KBIHU Arafah PDM Klaten Kloter SOC-76)
Baca Juga:
Skema Murur di Haji 2025, Solusi untuk Lansia dan Kelompok Rentan
Ketika seseorang diundang sebagai tamu, apalagi oleh pemilik rumah yang jauh lebih besar, kaya, dan berpengalaman, maka sebenarnya dia ada di posisi yang tidak bisa langsung dimengerti. Dia harus tanya dulu, lihat, dan belajar sebelum menilai.
Hal yang sama berlaku buat jamaah haji di Tanah Suci. Sebagai tamu Allah, setiap jemaah datang dalam posisi istimewa tapi juga sensitif. Mereka dilayani—bukan oleh orang sembarangan—tapi oleh sistem yang disiapkan oleh negara tuan rumah, yaitu Arab Saudi.
Baca Juga:
30.000 Jemaah Indonesia akan Lakukan Tanazul, Tidak Kembali ke Mina, Tapi ke Hotel
Sayangnya, banyak jemaah belum paham betul bagaimana sistem pelayanan ini bekerja. Akibatnya, sering muncul salah paham, keluhan, bahkan tuduhan yang berasal dari kurangnya informasi. Makanya, penting bagi jemaah—dan siapapun yang terlibat dalam haji—untuk mengerti sistem pelayanan haji berbasis syarikah secara menyeluruh.
Baca Juga:
Terharu! Ananda Omesh dan Dian Ayu Tulis Pesan Menyentuh Hati Jelang Keberangkatan Haji
Adh-Dhoifukal Mayyit: Tamu yang Tunduk dan Rendah Hati
Dalam Islam, ada filosofi bahwa tamu itu seperti mayit—bukan berarti direndahkan, tapi menunjukkan sikap tawadhu’ dan pasrah kepada tuan rumah. Sebagai tamu Allah di Makkah dan Madinah, sikap terbaik adalah tunduk dan ikhlas.
Syarikah, Maktab, dan Kafilah: Sistem Pelayanan di Tanah Suci
Arab Saudi menerapkan sistem Pelayanan Berbasis Syarikah untuk mengatur haji dengan lebih terstruktur. Ada tiga entitas penting:
- Syarikah – Perusahaan resmi yang menyediakan layanan utama (makanan, transportasi, tenda, dll).
- Maktab – Kantor yang menangani jemaah dari negara tertentu, termasuk Indonesia.
- Kafilah – Tim lapangan yang mengurus kebutuhan harian jemaah.
Sistem ini memudahkan jemaah karena semua kebutuhan sudah diatur tuan rumah.
Kenapa Banyak Keluhan di Medsos?
Masalah seperti visa, makanan, atau transportasi sebenarnya hal kecil dalam skala layanan jutaan jemaah. Tapi kalau dipahami sebagian, bisa menimbulkan anggapan buruk. Seperti kata Dr. Husen Prabowo: "Kalau pegang ekor gajah, bilang gajah seperti tali. Tapi itu tidak utuh."
Peran Petugas Haji Indonesia
Mereka bukan pelayan utama, tapi mitra strategis yang membantu jemaah berkomunikasi dengan tuan rumah. Tugas mereka penting, tapi bukan untuk mengeluh terus.
Jangan Pegang Ekor Gajah, Lihat Seluruhnya
Haji bukan cuma ritual, tapi juga perjalanan spiritual. Sistemnya mungkin tidak sempurna, tapi dibuat untuk melayani jutaan tamu Allah dengan baik. Daripada fokus pada kesalahan kecil, lebih baik bersyukur dan berprasangka baik.
Halaman Selanjutnya
"Adh-dhoifukal mayyit" — tamu itu seperti mayit.Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman pengguna VIVA.co.id dan tanggung jawab penulis sepenuhnya.
(Typo: "dimengerti" seharusnya "dipahami," "hati" seharusnya "hati.")