Calon Gubernur Sumatera Utara nomor urut 1, Bobby Nasution, dikritik karena dianggap meninggalkan banyak kegagalan dalam pembangunan yang belum selesai selama menjabat sebagai Wali Kota Medan. Menurut Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara, Aswan Jaya, Sumatera Utara tidak membutuhkan gubernur yang hanya mengandalkan modal dari mertuanya, mantan Presiden Joko Widodo. Aswan menilai bahwa Bobby Nasution tidak mampu melakukan pembangunan yang signifikan selama menjabat sebagai Wali Kota Medan dan hanya mengandalkan kekuasaan dari mertuanya.
Aswan juga mencatat bahwa selama kepemimpinan Bobby Nasution, pembangunan di Kota Medan dilakukan dengan kontribusi kekuasaan yang diberikan oleh mertuanya. Ia menyoroti janji program kerja Bobby Nasution yang belum terealisasi, seperti menyelesaikan masalah banjir di Kota Medan. Aswan juga mengkritik kondisi jalan raya di Kota Medan yang macet dan banyak lobang, serta drainase yang tidak tertutup dengan baik.
Menurut Aswan, masyarakat Sumatera Utara memerlukan pemimpin yang mampu bekerja keras dan tidak hanya mengandalkan hubungan keluarga. Ia menegaskan bahwa rakyat Sumut membutuhkan pemimpin yang memiliki keteguhan hati dan mampu membangun daerah tersebut dengan martabat.
Dalam konteks ini, Aswan menyoroti kegagalan Bobby Nasution dalam memenuhi janji-janjinya saat mencalonkan diri sebagai Wali Kota Medan. Ia menekankan bahwa kegagalan pembangunan seperti tidak selesainya proyek Stadion Teladan dan kondisi banjir yang masih menjadi masalah di Kota Medan menunjukkan kurangnya kinerja dari Bobby Nasution.
Secara keseluruhan, kritik yang disampaikan oleh Aswan Jaya terhadap Bobby Nasution menyoroti ketidakmampuan calon gubernur tersebut dalam menyelesaikan permasalahan pembangunan yang dihadapi oleh Kota Medan. Aswan menegaskan bahwa masyarakat Sumatera Utara membutuhkan pemimpin yang mampu bekerja keras dan memiliki integritas dalam membangun daerah tersebut.
Saat mencalonkan jadi Wali Kota, banjir masih sedengkulnya. Tapi saat berkuasa di Medan, banjir malah sepinggangnya. Rencana pembangunan menciptakan Medan seperti kota metropolitan, malah gagal total seperti kegagalan paket lampu pocong, pembangunan Stadion Teladan belum juga kelar. Janji, ‘jangan pilih saya lagi kalau (Stadion) Teladan tidak selesai’. Dan memang tidak selesai,” jelas Aswan.
Aswan mengatakan Sumatera Utara memerlukan sosok pemimpin yang tahu bekerja, bukan mengandalkan mertua meski tidak lagi menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Rakyat Sumut butuh ayah Edy-Hasan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut yang punya keteguhan hati, membangun Sumut bermartabat.”