Jangan Membawa Rakyat dan Aparat Bersama-sama!

memuat…

Yenny Wahid, Dewan Penasehat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Foto/Avirista Midaada

MALANG – Yenny Wahid, Dewan Penasehat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengaku merasa sedih mendengar adanya intervensi terhadap rektor oleh oknum aparat. Padahal, di era demokrasi saat ini, tidak seharusnya ada intimidasi yang dilakukan terhadap rakyat.

“Saya merasa sedih, sebetulnya kita memahami bahwa banyak aparat yang melakukan ini semua karena terpaksa,” kata Yenny Wahid, setelah menghadiri acara konsolidasi relawan di Malang, Selasa (6/2/2024) sore.

Perempuan bernama asli Zannuba Ariffah Chafsoh ini menjelaskan bahwa banyak aparat keamanan yang melakukan tindakan intimidasi juga karena terpaksa. Dia juga diharuskan oleh atasan untuk melakukan intimidasi dan tekanan.

“Mereka dipaksa, mereka diberi target, jadi permintaan kita jelas, tolonglah para aparat keamanan, TNI-Polri jangan dihadap-hadapkan dengan rakyat,” ujarnya.

Menurut putri Presiden Republik Indonesia ke-6 KH Abdulrahman Wahid ini, tugas utama aparat keamanan dari TNI Polri adalah memberikan perlindungan, menjaga keamanan, dan melindungi negara, termasuk rakyatnya.

“Jangan memaksa mereka untuk berhadapan dengan rakyat, biarkan mereka bekerja dengan profesional. Biarkan aparat desa, aparat keamanan, TNI-Polri, dan ASN tetap berbakti kepada negara,” tegasnya.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Ferdinandus Hindiarto, mengungkapkan bahwa dalam lima hari terakhir ini, dia terus diminta oleh seseorang yang mengaku dari Polrestabes Semarang untuk membuat testimoni video tentang kinerja positif Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Mulai dari Jumat (2/2/2024) hingga hari ini jam 11, masih ada permintaan kepada saya. Dari video hingga tawaran terakhir untuk membuat pernyataan. Orang yang meminta berasal dari Polrestabes Semarang dan akan dilaporkan ke Kapolda (Kapolda Jateng),” kata Ferdi, sapaan akrabnya, di Gedung Mikael Kampus SCU, Bendan, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Selasa (6/2/2024) siang.

MEMBACA  Rizki Juniansyah mengklaim medali emas angkat besi 73kg untuk Indonesia

Awalnya, Ferdi berkomunikasi dengan seseorang yang mengaku sebagai anggota Polrestabes Semarang melalui WhatsApp, baik melalui pesan singkat maupun telepon. Dia bahkan dikirim contoh video testimoni dari beberapa perguruan tinggi lain yang menggambarkan kepemimpinan positif Presiden Joko Widodo.

Namun, Ferdi tidak merespons pesan tersebut karena dia akan menghadiri pertemuan dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) Indonesia di Surabaya untuk menyampaikan kritik terhadap Presiden Jokowi.

(wib)