Jakarta dan Danantara Sepakati Kerja Sama Teknis Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Danantara telah mencapai kesepakatan mengenai aspek teknis kerjasama pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).

Gubernur Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menyatakan bahwa infrastruktur Jakarta lebih maju dibandingkan daerah lain. “Kami sudah melakukan beberapa diskusi dengan Danantara dan telah menemui kata sepakat. Infrastruktur Jakarta memang lebih berkembang,” ujar Pramono di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan, Jakarta menghasilkan sekitar 7.700 hingga 8.000 ton sampah setiap harinya. Sekitar 55 juta ton sampah saat ini sudah menumpuk di tempat pembuangan akhir Bantargebang. Dengan pasokan yang besar ini, Jakarta dinilai mampu mengoperasikan beberapa PLTSa secara bersamaan.

Setiap fasilitas PLTSa, menurut Pramono, dapat menghasilkan listrik sekitar 35 megawatt. Dengan kapasitas input 2.500–3.000 ton sampah per hari, Jakarta berpotensi membangun empat hingga lima pembangkit. Setiap pembangkit akan memberi kontribusi signifikan untuk kapasitas energi terbarukan kota.

Gubernur juga menyampaikan bahwa investor dan operator internasional telah menunjukan minat yang besar terhadap proyek ini. Mereka menilai Jakarta sudah siap secara teknis maupun komersial.

Pramono menambahkan, proyek PLTSa ini pada akhirnya dapat menghilangkan kebutuhan skema tipping fee jika tarif listrik sesuai dengan standar pasar. Hal ini akan mempercepat upaya Jakarta dalam mengatasi tantangan pengelolaan sampah.

“Kami tentu bisa berkolaborasi dengan PLN. Jika harga listrik mencapai 20 sen per kWh, maka tidak diperlukan lagi tipping fee,” tegas Pramono.

Dia menyakini bahwa persoalan sampah di Jakarta akan segera teratasi dan berharap pembangunan PLTSa dapat berjalan dengan lancar.

MEMBACA  Polisi Akan Memanggil Penyebar Video Pembubaran Paksa Diskusi di Kemang, Untuk Apa?