"Itu Pertanda Menteri Perlu Lebih Waspada dan Introspeksi"

Senin, 2 Juni 2025 – 18:40 WIB

Jakarta, VIVA – Presiden RI Prabowo Subianto memberikan ultimatum kepada para menteri di Kabinet Merah Putih agar bekerja dengan baik untuk kepentingan rakyat. Peringatan Prabowo ini diharap bisa membuat para menteri lebih mawas diri.

Baca Juga:
Guru Honorer dan Pekerja Gaji di Bawah Rp 3,5 Juta Dapat BSU dari Prabowo Rp 600 Ribu

Analis komunikasi politik Hendri Satrio alias Hensa menyatakan bahwa peringatan Prabowo harus dipahami oleh para menteri.
"Itu juga tanda bahwa para menteri harus mawas diri," kata Hensa dalam keterangannya, Senin, 2 Juni 2025.

Baca Juga:
Prabowo dan Megawati Akrab di Hari Pancasila, Senior PKS: Mudah-mudahan Isyarat yang Baik

Hensa juga menganalisis bahwa ultimatum Prabowo seharusnya menjadi pengingat bagi menteri untuk segera berbenah. Menurutnya, Prabowo sedang mengevaluasi kinerja kabinetnya.
"Karena itu artinya Prabowo sedang mengevaluasi kabinetnya," tutur Hensa.

Baca Juga:
Muzani Ungkap Jadwal Upacara Harlah Pancasila Disesuaikan dengan Megawati

Pengamat politik Hendri Satrio alias Hensat.

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto memberikan peringatan keras kepada pejabat negara dalam pidato Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat, Senin, 2 Juni 2025.

Dalam pidatonya, Prabowo menekankan bahwa kesetiaan kepada negara adalah harga mati. Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, mereka yang tidak setia akan disingkirkan tanpa pandang bulu.

"Saya sekali lagi mengimbau, mengajak mereka-mereka: Jangan menganggap negara ini tidak ada. Jangan menganggap NKRI bisa dipermainkan. Jangan menganggap NKRI bisa dibohongi, jangan menganggap NKRI bisa ditipu," kata Prabowo.

Prabowo menyatakan tidak akan toleransi terhadap pejabat yang menyalahgunakan kekuasaan. Dia menyoroti masih banyaknya korupsi yang justru berasal dari dalam pemerintahan sendiri.

MEMBACA  Judul yang telah diubah dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia: "Galaksi dari 11 Miliar Tahun Lalu Muncul Kembali Secara Mengejutkan"

"Saya sebagai Presiden RI melihat masih terlalu banyak penyelewengan, masih terlalu banyak korupsi, masih terlalu banyak manipulasi, yang dilaksanakan justru di tubuh pemerintahn," ujar Prabowo.

Halaman Selanjutnya