Roket-roket yang diluncurkan dari Lebanon jatuh ke laut di Acre, Israel pada 10 Oktober 2024. Foto/Mostafa Alkharouf/Anadolu Agency
TEL AVIV – Wali Kota Acre (Akka) Amihai Ben Shlush mengatakan kota itu tidak memiliki turis karena rudal-rudal Hizbullah.
\”Sirene berbunyi setiap hari di kota itu, dan banyak yang tidak dapat melarikan diri ke tempat perlindungan,\” ujar Amihai Ben Shlush kepada radio Reshet Bet saat Hizbullah terus menembakkan rudal ke Israel utara.
Dia menjelaskan, \”Acre adalah kota wisata, tetapi tidak memiliki turis. Situasinya menyedihkan.\”
Dalam konteks yang sama, surat kabar Maariv Israel melaporkan sirene serangan udara berbunyi di kota Hadera bertepatan dengan Hizbullah yang meluncurkan serangan rudal skala besar di Galilea Barat.
Channel 12 mengutip Komando Front Dalam Negeri militer Israel yang mengatakan sirene juga berbunyi di Nahariyya dan beberapa kota lain di Galilea Atas karena takut akan pesawat tak berawak yang menyusup dari Lebanon.
Sebelumnya pada hari Minggu (13/10/2024), tentara Israel mengumumkan peluncuran 40 roket dari Lebanon ke Israel utara dalam waktu satu jam, seperti dilaporkan Channel 7.
Rezim Israel juga mengumumkan 25 tentaranya terluka dalam pertempuran di Lebanon, dua di antaranya luka serius.
Menurut sejumlah laporan internasional, Israel memberlakukan sensor militer yang ketat pada medianya terkait kerugian manusia dan material akibat serangan Hizbullah, karena berbagai alasan, termasuk menjaga moral warga Israel.
Sensor ini dilakukan karena apa yang terjadi di garis depan Lebanon belum pernah terjadi sebelumnya sejak Nakba 1948.
Doktrin keamanan yang ditetapkan dalam masyarakat Israel didasarkan pada prinsip \”memindahkan pertempuran ke wilayah musuh,\” tetapi rudal Hizbullah mencapai sebagian besar wilayah Israel, termasuk Tel Aviv.