loading…
Pemandangan umum dari kawasan Cebel al-Baba (Gunung Baba) setelah Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, menyetujui proyek E1 di Yerusalem pada 15 Agustus 2025. Foto/Issam Rimawi/Anadolu Agency
TEL AVIV – Media Israel laporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghapus rencana aneksasi Tepi Barat dari agenda pemerintah pada hari Kamis (4/9/2025). Hal ini terjadi setelah peringatan langsung dari Uni Emirat Arab (UEA) yang bilang bahwa rencana Israel itu bisa membahayakan Perjanjian Abraham.
I24 News memberitakan bahwa rapat pemerintah sebelumnya dijadwalkan untuk membahas perluasan kedaulatan Israel atas sebagian besar Tepi Barat.
Tetapi, agendanya diubah untuk fokus pada situasi keamanan yang makin buruk di wilayah Palestina. Ini terjadi di saat ada ekspektasi internasional bahwa isu pengakuan negara Palestina akan dibahas dalam pertemuan Majelis Umum PBB.
Saluran itu, yang mengutip sumber anonim, menyatakan bahwa peringatan UEA bahwa aneksasi adalah “garis merah” yang mengancam Perjanjian Abraham, membuat Netanyahu menarik topik tersebut dari diskusi kabinet.
I24 News juga mengutip pernyataan pejabat Israel yang mengatakan, “Uni Emirat Arab mendesak Netanyahu untuk membatalkan rencana bahas penerapan kedaulatan atas sebagian besar Tepi Barat, dengan peringatan bahwa aneksasi akan membahayakan perjanjian normalisasi yang disepakati pada 2020.”