Inovasi Kredit Menjadi Pusat Perhatian Forum Manajemen Risiko dan Inklusi Keuangan

Jumat, 3 Oktober 2025 – 15:37 WIB

Jakarta, VIVA – Industri keuangan Indonesia saat ini makin fokus pada penggunaan data dan teknologi untuk mengelola risiko kredit dan upaya memperluas inklusi keuangan. Forum CBI Connect 2025 di Jakarta jadi wadah pertemuan bagi perbankan, fintech, dan pelaku UMKM untuk bahas perkembangan ini.

Baca Juga:
Shopee dan Vidio Luncurkan Fitur Vidio Shopping untuk Perluas Pasar Produk-Produk UMKM dan Brand Lokal

Forum ini menyoroti tiga fokus utama inovasi di sektor keuangan. Pertama, penguatan manajemen risiko dan peningkatan inklusi keuangan lewat layanan analitik prediktif. Hal ini dijelaskan oleh Peter Sugiapranata selaku Direktur Penjualan Credit Bureau Indonesia (CBI).

“CBI Polaris memberi fleksibilitas dalam membangun model risiko kredit di lingkungan yang aman dan sesuai regulasi, Portfolio Alerts memberikan sinyal dini untuk jaga kualitas portofolio, sementara Income Predictor membantu memperkirakan pendapatan calon debitur supaya lembaga keuangan bisa cegah risiko over-exposure," ujarnya, seperti dikutip dari pernyataannya, Jumat, 3 Oktober 2025.

Baca Juga:
Biro Hukum Sebut Pembahasan Raperda KTR Masih Dinamis, Aspirasi Rakyat Ditampung

"Dengan gabungan inovasi ini, lembaga keuangan bisa ambil keputusan kredit dengan lebih hati-hati dan percaya diri," tambahnya.

Baca Juga:
Bank Mandiri Rayakan HUT ke-27 dengan Pasar Murah di Nawasena, Wujud Sinergi Majukan Negeri untuk Masyarakat

Kedua, percepatan akses pembiayaan untuk UMKM melalui SME Bureau, yang menyediakan laporan dan pemeringkatan calon nasabah. “Kami tidak hanya sediakan data, tapi juga intelligence yang siap pakai untuk dukung pengambilan keputusan bisnis yang lebih akurat," jelas Tiffany Octaviana, Head of CBI SME Bureau.

Dengan begitu, lanjut dia, lembaga keuangan bisa memperluas jangkauan pasar secara berkelanjutan sambil menjaga kualitas portofolio kredit tetap bagus.

MEMBACA  Membeli Paket Telkomsel Melalui Aplikasi BRImo, Dapatkan Wuling Air EV

Ketiga, peningkatan literasi kredit dan kesehatan finansial masyarakat lewat aplikasi mobile yang memungkinkan akses transparan terhadap skor kredit pribadi. Panelis dari Mandiri Utama Finance, Allo Bank, Indodana Fintech, dan CBI tekankan bahwa penggunaan data, analitik prediktif, dan verifikasi digital bikin proses kredit jadi lebih cepat, transparan, dan inklusif, tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian.

“Forum ini kami rancang sebagai ruang kolaborasi untuk mendorong adopsi teknologi dan data dalam memperkuat manajemen risiko, membuka peluang pertumbuhan bagi lembaga keuangan, serta membangun jaringan dan kepercayaan lintas ekosistem,” kata Presiden Direktur CBI, Anton K. Adiwibowo.

Dalam kesempatan ini, Aslan Lubis, Kepala Departemen Perizinan dan Manajemen Krisis Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menekankan peran regulator. “Untuk memperkuat sektor jasa keuangan yang stabil demi mendukung program prioritas nasional, OJK menginisiasi berbagai langkah, termasuk peningkatan pembiayaan dan pendalaman pasar keuangan," ujarnya.

Ia menjelaskan, penerbitan POJK tentang Kemudahan Akses Pembiayaan kepada UMKM dan ketentuan lain menunjukkan ada banyak kesempatan bagi Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) untuk memperkuat perannya di ekosistem sektor jasa keuangan.

"Lewat CBI Connect 2025, kami harap ini bisa menjadi momen penting bagi Credit Bureau Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai penyedia produk dan layanan manajemen risiko kredit, serta memperluas inklusi keuangan bagi masyarakat dan UMKM."

Halaman Selanjutnya