Menteri Ekonomi Kreatif Indonesia Teuku Riefky Harsya menjelajahi kerja sama lebih lanjut dengan Dewan Bisnis Amerika Serikat-ASEAN (USABC) untuk mendorong peran sektor ekonomi kreatif sebagai mesin pertumbuhan baru.
“Indonesia dan AS memiliki sejarah budaya yang kaya dan sektor kreatif yang dinamis. Dengan kolaborasi, kita dapat membuka peluang untuk pertumbuhan dan inovasi,” catat Harsya dalam pernyataan dari kementeriannya yang diterima pada Jumat.
Pada acara Misi Bisnis Indonesia di Jakarta pada Rabu (4 Desember), menteri menekankan bahwa untuk meningkatkan kemitraan strategis antara kementeriannya dan USABC, pertukaran praktik terbaik harus dilakukan dalam hal regulasi dan fasilitasi ekonomi kreatif.
Beliau juga menyambut inisiatif masing-masing anggota USABC untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif di Indonesia dan mengundang mereka untuk berinvestasi di sub-sektor industri kreatif yang potensial dan menjalankan program kerja sama pertukaran bersama.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif—saat ini beroperasi sebagai dua kementerian terpisah—memasuki kemitraan kolaboratif formal dengan USABC di sektor kreatif pada 17 Maret 2022, dengan persetujuan yang dijadwalkan akan berakhir pada 17 Maret 2025.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Harsya menyatakan keterbukaan untuk melanjutkan kerja sama yang sudah ada.
“Kami mengakui industri kreatif AS yang kuat dan keahliannya dalam bidang-bidang seperti industri berbasis teknologi, produksi film, musik, animasi, dan banyak lagi,” katanya.
USABC adalah organisasi advokasi untuk perusahaan-perusahaan Amerika yang beroperasi di ASEAN yang menyoroti kepentingan sektor swasta AS dalam mempromosikan hubungan perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan antara AS dan negara-negara anggota ASEAN.
Saat ini, anggota USABC terdiri dari 70 perusahaan terkemuka dari industri pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk AirBnb, Boeing, Agoda, Expedia, Visa, IBM, Google, Netflix, dan Facebook.
Berita terkait: Presiden Yudhoyono menerima delegasi USABC
Berita terkait: ExxonMobil menyumbang US$15 miliar untuk upaya penangkapan karbon di Indonesia
Penerjemah: Fitra Ashari, Raka Adji
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024