Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan rencana untuk mengevaluasi operasi pertambangan yang tidak mengikuti praktik penambangan yang baik, menyusul banjir bandang dahsyat di Sumatra.
“Setiap aktivitas tambang yang berdampak pada lingkungan harus bersiap. Kami akan evaluasi, termasuk tambang dan lain-lain,” kata Juru Bicara Kementerian ESDM Dwi Anggia, dari Jakarta pada Senin.
Anggia menjelaskan bahwa tinjauan akan menyasar tambang yang terkait dengan kerusakan ekosistem, sementara fokus utama kementerian saat ini adalah memulihkan daerah terdampak banjir dan memastikan pasokan energi untuk upaya pemulihan.
Para pengkritik berpendapat bahwa pertambangan telah lama membahayakan Sumatra.
Melky Nahar, Koordinator Jaringan Advokasi Tambang, menyatakan pulau itu diperlakukan sebagai “zona pengorbanan” untuk ekstraksi mineral dan batubara.
Dia mencatat ada 1.907 izin tambang aktif yang mencakup lebih dari 2,4 juta hektar, termasuk 271 izin di bawah skema Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH).
“Di tingkat kawasan hutan, skema PPKH adalah gerbang utama untuk mengalihkan kawasan lindung menjadi area ekstraksi,” kata Nahar.
Di antara pemegang izin adalah PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola tambang emas Martabe di Ekosistem Batang Toru.
Pembukaan lahan di kawasan hutan telah menimbulkan kekhawatiran tentang kerusakan daerah aliran sungai.
Namun, PTAR menolak klaim yang menghubungkan operasinya dengan bencana tersebut.
“Banjir bandang di Desa Garoga terletak di DAS Garoga/Aek Ngadil, yang terpisah dan tidak terhubung dengan DAS Aek Pahu, tempat PTAR beroperasi,” ujar Senior Manajer Komunikasi Perusahaan PTAR, Katarina Siburian Hardono.
“Pemantauan kami juga tidak menemukan material kayu di DAS Aek Pahu yang dapat dikaitkan dengan temuan di area banjir,” tambahnya.
“PTAR mendukung penuh studi komprehensif pemerintah terhadap semua faktor penyebab bencana ini dan siap bekerjasama dengan transparan.”
Berita terkait: Pemerintah tinjau persetujuan lingkungan untuk daerah terdampak banjir
Berita terkait: BMKG Indonesia keluarkan peringatan Siklon Senyar 8 hari sebelum bencana
Penerjemah: Putu Indah Savitri, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025